Rabu, 03 Juli 2013

Bidang, Jenis, Tahapan & Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling

                BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
     Bimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari istilah guidance dan counseling. Sesuai dengan istilahnya maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun untuk sampai pada pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak setiap bantuan atau tuntunan dapat diartikan sebagai bimbingan.
Untuk dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas di bawah ini akan dikutip beberapa definisi.  Definisi yang dikemukakan dalam “Jear Book of Education” 1995, bimbingan adalah “suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial”. Menurut Crow & Crow, bimbingan dapat diartikan sebagai “bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri”.
       Menurut James F. Adams menjelaskan bahwa “konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee), supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang”.
           Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
           Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.
1.    Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, Program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
2.    Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.
       Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
     Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu  atau yang perlu  ‘dipanggil’  saja, melainkan untuk seluruh peserta didik.
          Fungsi Bimbingan Konseling.
          Bimbingan Konseling mempunyai beberapa fungsi diantaranya:
1.    Pemahaman, yaitu Bimbingan Konseling berfungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
2.    Pencegahan, yaitu Bimbingan Konseling berfungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
3.    Pengentasan, yaitu Bimbingan Konseling berfungsi membantu peserta didik mengentaskan masalah yang dialaminya.
4.    Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
5.    Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
     Tujuan yang ingin dicapai oleh Bimbingan Konseling ialah tingkat perkembangan yang optimal bagi setiap individu sesuai dengan kemampuannya, agar dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, dan tujuan tersebut terutama tertuju bagi peserta didik sebagai individu yang diberi bantuan. Akan tetapi tujuan bimbingan di sekolah tidak terbatas bagi peserta didik saja, melainkan bagi sekolah secara keseluruhan dan bagi masyarakat. Berikut ini akan diuraikan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah secara terperinci baik bagi peserta didik, sekolah, guru maupun orang tua peserta didik. Tujuan Bimbingan Konseling bagi peserta didik  ialah:
a.    Membantu peserta didik untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar serta kesempatan yang ada.
b.    Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada kebutuhan orang lain.
c.    Membantu peserta didik untuk mengembangkan motif-motif intrinsik dalam        belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti dan bertujuan.
d.   Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,    pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
e.    Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri.
f.     Membantu didalam memahami tingkah laku manusia.
g.    Membantu peserta didik untuk memperoleh kepuasan pribadi dan dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.
h.    Membantu peserta didik untuk hidup dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek.
          Tujuan Bimbingan Konseling bagi sekolah:
a.    Menyusun dan menyesuaikan data tentang peserta didik yang bermacam-macam.
b.    Sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat
c.    Menyelenggarakan program testing, baik penempatan (placement).
d.   Mengadakan penelitian tentang peserta didik dan latar belakangnya.
e.    Menyelenggarakan penelitian lanjutan terhadap peserta didik yang telah meninggalkan sekolah.
          Tujuan pelayanan Bimbingan Konseling bagi guru:
a.    Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh peserta didik.
b.    Membantu dalam memperoleh usaha memahami perbedaan individual serta individualisasi pengajaran, dalam mencapai penyesuaian antara keunikan individu dengan pendidikan.
c.    Membantu guru dalam hubungan dengan peserta didik.
d.   Membantu dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program pendidikan.
e.    Membantu dalam menyesuaikan keunikan individual dengan tuntutan umum sekolah dan masyarakat.
          Tujuan pelayanan Bimbingan konseling bagi orang tua peserta didik:
a.    Membantu orang tua dalam menghadapi masalah-masalah hubungan antar manusia dalam keluarga, terutama yang berhubungan dengan peserta didik.
b.    Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah peserta didik serta bantuan-bantuan yang dapat diberikan.
c.    Membantu dalam membina hubungan yang lebih baik antara keluarga dan            sekolah, terutama dalam masalah-masalah yang berkenaan dengan bantuan   terhadap peserta didik.
d.   Membantu memberikan pengertian terhadap program pendidikan pada umumnya.
  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan bimbingan konseling di sekolah dapat dikatakan berhasil atau tidak tergantung dari bagaimana pelaksanaan bimbingan itu sendiri.
1.2       Rumusan Masalah
     Dalam Penulisan ini diperlukan adanya penegasan mengenai masalah-masalah atau hal-hal yang disajikan sehingga masalah tersebut menjadi jelas dan terarah. Masalah yang akan dibahas penulis dalam hal ini yaitu:
1.    Apa saja bidang pelayanan bimbingan dan konseling?
2.    Apa saja jenis pelayanan bimbingan dan konseling?
3.    Bagaimana program pelayanan bimbingan dan konseling?
4.    Bagaimana tahapan bimbingan dan konseling di sekolah?
1.3  Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan yakni sebagai berikut:
1.    Untuk memahami bidang pelayanan bimbingan dan konseling
2.    Untuk mengetahui jenis pelayanan bimbingan dan konseling
3.    Untuk mengetahui program pelayanan bimbingan dan konseling
4.    Untuk mengetahui proses tahapan bimbingan dan konseling disekolah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling
       Fenomena-fenomena yang sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah masyarakat sering menentukan seorang anak yang belajar disuatu sekolah dapat dikatakan berhasil jika ia mendapatkan ijasah dan nilai bagus tanpa memperhatikan bekal atau keahlian yang dimiliki oleh peserta didik. Tentunya ini adalah suatu fenomena dari sekian fenomena yang ada di dunia pendidikan saat ini dan disinilah seorang guru dituntut untuk lebih terampil dalam menyampaikan suatu metode pembelajarannya.
       Upaya layanan bimbingan dan konseling ini sesungguhnya tidak bisa terlepas dari kegiatan belajar mengajar disekolah karena dengan adanya bimbingan dan konseling disekolah siswa dapat mengenal potensi diri dan segala komponen yang ada dalam dirinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik adalah harus tetap berfokus pada empat jenis layanan bimbingan, yaitu:
1.    Memberikan bimbingan dan konseling kepada anak didik agar bisa memahami dirinya secara pribadi. Memahami diri secara pribadi ini penting agar anak didik bisa memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya agar mereka dapat memperbaiki kekurangannya dan mengembangkan kelebihan yang dimilikinya ke arah yang lebih baik. Memahami diri sendiri juga penting bagi anak didik agar ia dapat menemukan bakat dan minatnya.   
     Tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling kepada anak didik agar mereka mampu memahami dirinya secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial adalah untuk mewujudkan pribadi yang bertakwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Tiga hal ini apabila terwujud dalam pribadi anak didik maka ia akan jauh lebih mudah dalam menghadapi persoalan hidupnya di masa mendatang.
2.    Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3.    Memberikan bimbingan kepada anak didik agar senantiasa bisa belajar. Hal ini penting agar mereka bisa menjadi pribadi pekerja yang produktif. Disinilah sesungguhnya dibutuhkan kesabaran tersendiri bagi seorang guru pada umunya atau lebih khusus lagi guru bimbingan dan konseling. Mengapa dibutuhkan kesabaran? Karena cara belajar dan kemampuan anak didik dalam memahami pelajaran yang sedang dipelajari berbeda antara satu dengan yang lain. Ada anak yang cepat dapat paham ketika belajar, namun ada pula anak yang lambat dalam belajar.
     Bagi anak yang tidak mengalami masalah dalam belajar, tentu tidak ada masalah dalam kegiatan proses belajar mengajar yang diikutinya. Akan tetapi, bagi anak yang merasakan lambat dalam belajar tentu ini menimbulkan persoalan tersendiri. Tidak hanya terlambat dalam belajar  dan mendapatkan nilai buruk dalam rapor atau bahkan tidak naik kelas, tetapi anak yang mengalami kelambanan dalam belajar dan tidak segera mendapatkan bantuan maka akan mengalami masalah psikologis yang tidak bisa dipandang sepele. Setidaknya ada dua masalah yang akan terjadi pada anak yang mengalami persoalan dalam belajarnya. Masalah yang pertama adalah anak didik mengalami minder atau rendah diri di hadapan teman-temannya atau orang lain. Hal ini bisa terjadi karena anak didik merasa tidak bisa bersaing atau bahkan menyamai teman-temannya yang bisa mengikuti pelajaran dengan baik sedangkan masalah yang kedua adalah anak didik justru menutupi kelemahannya dalam belajar dengan sikap nakal atau memberontak. Oleh karena itu, hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru, terutama guru bimbingan dan konseling adalah memberikan perhatian lebih kepada anak didiknya yang mengalami masalah dalam belajarnya.
4.    Memberikan bimbingan kepada anak didik untuk menempuh karier atau menata kehidupan di masa depan yang lebih baik. Hal ini penting karena ada juga anak didik yang bahkan sama sekali tidak memahami orientasi dari hasil belajarnya sendiri terkait dengan kehidupannya di masa depan. Berkaitan dengan orientassi kehidupan di masa depan ini, memang ada yang berpendapat bahwa anak didik tidak perlu dibebani dengan kehidupan yang belum “jelas” di masa depan. Hal yang paling penting bagi anak didik adalah kehidupan untuk saat ini mesti dihadapi dengan baik. Kehidupan untuk saat ini bagi anak didik adalah belajar dengan sebaik-baiknya dan apabila mereka telah belajar dengan sebaik-baiknya maka kehidupan di masa depan juga akan baik.
     Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya layanan ini siswa diharapkan bisa mengukur kemampuan dirinya, sehingga potensinya bisa terungkap. Ketika peserta didik akan melibatkan dirinya dimasyarakat, penilaian masyarakat tidak lagi hanya berdasarkan pada nilai yang diraih anak tersebut, tapi langsung kepada life skill yang dimilikinya. Untuk menciptakan ini semua diperlukan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak terkait, baik guru BK, wali kelas, kepala sekolah, orangtua dan guru sehingga layanan bimbingan dan konseling akan optimal disetiap jenjang pendidikan di Indonesia, bisa lebih meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan sumber daya manusia ( SDM ) yang berkualitas.
2.2         Jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling
     Ada beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada anak didik di sekolah. Layanan yang pertama adalah layanan orientasi. Layanan orientasi diberikan kepada anak didik yang memasuki lingkungan sekolah, baik itu untuk anak didik yang baru kelas awal atau anak didik yang baru masuk karena pindahan dari sekolah lain. Layanan orientasi ini juga diberikan kepada semua anak didik apabila ada guru baru atau bahkan sarana dan prasarana yang baru dimiliki oleh sekolah. Sebagai tindak lanjut dari layanan orientasi, bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya memberikan layanan informasi. Tujuan diadakan layanan informasi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada setiap anak didik tentang berbagai hal yang diperlukan dalam rangka proses belajar mengajar di sekolah. Informasi terkait dengan proses belajar mengajar ini meliputi informasi tentang peralatan apa saja yang dibutuhkan, tujuan dari belajar atau hasil yang ingin dicapai, cara belajar yang efektif, segala sesuatu yang berkaitan dengan cara berkomunikasi dan kehidupan secara sosial dan budaya, maupun berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan.
     Berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan hendaknya bisa dipahami oleh anak didik dengan baik. Sebab keberadaan anak didik di sekolah sesungguhnya adalah menempuh sebuah proses penting yang bernama pendidikan. Oleh karena itu, disamping layanan informasi, anak didik hendaknya juga mendapatkan layanan bimbingan belajar dari program bimbingan dan konseling yang ada di sekolah. Layanan bimbingan belajar sangat perlu diadakan dalam rangka membantu anak didik mengatasi masalah belajarnya sehingga dapat belajar dengan lebih efektif. Hal ini sangat penting sekali agar anak didik dapat mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan dalam proses belajar mengajar.
      Layanan yang dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling kepada anak didik dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Layanan bimbingan dan konseling secara individual diberikan kepada anak didik yang membutuhkan konselingan secara khusus. Hal ini perlu dilakukan karena ada anak didik yang mempunyai cara belajar dan model yang berbeda dengan teman-temannya. Layanan bimbingan dan konseling dapat pula diberikan secara kelompok apabila sekelompok anak didik mempunyai permasalahan yang serupa. Misalnya, layanan yang diberikan kepada sekelompok anak didik yang akan menghadapi sebuah perlombaan atau sekelompok anak didik yang terlibat perkelahian.
       Jenis layanan bimbingan dan konseling selanjutnya yang dapat diberikan kepada anak didik di sekolah adalah layanan penempatan dan penyaluran. Layanan ini dilakukan untuk memberikan bantuan kepada anak didik agar dapat menempati lingkungan yang sesuai agar potensi yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Penempatan anak didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya ini termasuk menempatkan ke dalam kelompok belajar, pemilihan kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti, atau pengayaan pada bidang studi tertentu sedangkan bimbingan penyaluran, misalnya penyaluran ke jurusan atau program studi yang sesuai dengan potensi dan cita-cita anak didik, penyaluran untuk melanjutkan studi, atau bahkan penyaluran pada karier yang sesuai dan diinginkan.
       Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan hendaknya dapat dipahami oleh anak didik dengan baik. Sebab, keberadaan anak didik di sekolah sangat penting. Oleh karena itu anak didik juga mendapatkan layanan bimbingan belajar dari program bimbingan dan konseling yang ada di sekolah. Layanan bimbingan belajar ini sangat perlu diadakan dalam rangka membantu anak didik mengatasi masalah belajarnya sehingga dapat belajar dengan lebih efektif.
2.3         Program Layanan Bimbingan dan Konseling
a).  Program Testing                                                                                                                                                             Kegiatan program testing dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip :          
1.    Bahwa setiap anak akan belajar dan bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kemampuan ini harus diketahui oleh sekolah, agar murid dapat mencapai hasil yang maksimal dari kegiatan belajarnya.
2.    Ada perbedaan individual antara peserta didik dalam aspek-aspek bakat, inteligensi, sikap dan minat.          
3.    Guru akan akan menghadapi peserta didik yang relatif berbeda dari tahun ke tahun.
 Atas dasar ketiga prinsip tersebut, maka program testing merupakan langkah penting, terutama dalam pegumpulan data untuk mengetahui kemampuan anak didik. Program penyesuaian dalam testing dapat dilaksanakan pada awal tahun, pertengahan atau pada akhir tahun. Atas dilaksanakan secara insidentil, sesuai dengan kebutuhan.
Pada umumnya testing diselenggarakan pada awal tahun karena dari hasil testing itulah kemudian dibuat rencana bimbingan bagi peserta didik.
          Tujuan program testing  adalah sebagai berikut :
1.    Untuk keperluan seleksi, yaitu mendapatkan peserta didik yang memiliki potensi yang sesuai dengan tuntutan sekolah.
2.    Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam program pendidikan pada umumnya.
3.    Untuk pelaksanan  kegiatan sehari-hari.
       Sedangkan dalam hal-hal yang harus diperoleh dengan program testing antara lain: hasil belajar dalam berbagai mata pelajaran, inteligensi, bakat, minat, kepribadian, sikap dan kebiasaan.
          b).   Program Orientasi
               Tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada peserta didik tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya. Dengan pengenalan itu diharapkan agar peserta didik dapat memperoleh penyesuaian diri dalam situasi pendidikan yang dihadapinya.
       Pada umumnya kegiatan orientasi ini dilakukan pada awal tahun dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berorientasi terhadap masalah-masalah seperti: Lingkungan sekolah, staf sekolah, organisasi sekolah, tata tertib sekolah, kurikulum, cara-cara belajar yang baik, masalah-masalah administrasi, dan sebagainya.
       Pelaksanaan program orientasi dapat dilaksanakan dengan mempergunakan teknik-teknik: ceramah, diskusi, observasi, demonstrasi, rekreasi, pertemuan-pertemuan, karya wisata, dan program home-room.
c).   Program Pengumpulan Data
       Tujuan program ini ialah untuk memperoleh keterangan atau informasi tentang peserta didik selengkap mungkin. Program ini merupakan pelengkap  dari program testing. Pelaksanaannya dapat dilakukan pada awal tahun, pertengahan tahun, akhir tahun, atau secara insidentil, sesuai dengan kebutuhan. Adapun mengenai jenis data, sumber data dan alat pengumpul data sudah dibicarakan dalam masalah jenis-jenis pelayanan bimbingan.
d)   Program Penyuluhan
      Tujuan program ini ialah untuk memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik yang mengalami kesulitan pribadi. Tujuan dari program ini ialah membantu peserta didik agar berada dan menempati posisi yang sesuai dengan keadaan dirinya. Pada awal tahun program penempatan terutama diarahkan pada penempatan kelas, jurusan dan kelompok-kelompok khusus.
       Secara ideal program ini merupakan tanggung jawab konselor dengan bantuan personel-personel bimbingan lain. Program penyuluhan ini dapat dilaksanakan secara berencana atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
e)    Program Penempatan
       Pada pertengahan tahun diadakan penyesuaian  penempatan, sesuai dengan kemajuan yang  telah diperoleh dan sesuai dengan rencana selanjutnya. Demikian pula pengelompokan dalam kelompok-kelompok khusus, seperti kelompok belajar, rekreasi, dan kegiatan ekstrakulikuler.
f).   Program Follow-ap dan Evaluasi
       Program ini didasarkan atas prinsip bahwa sekolah tetap mempunyai tanggung jawab terhadap berhasil atau tidaknya peserta didik yang telah menamatkan sekolahnya. Untuk itu sekolah harus mengetahui sampai sejauh manakah peserta didik telah berhasil atau gagal dalam masyarakat. Data tentang hal tersebut sangat bermanfaat untuk :
(1).  Mengetahui efisiensi kurikulum
(2).  Efisiensi sistem pendidikan sekolah
(3).  Efisiensi program bimbingan yang telah dilaksanakan
(4).  Program-program yang akan ditempuh
           Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa program pelayanan bimbingan dan konseling dapat mengetahui setiap anak akan belajar dan bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kemampuan ini harus diketahui oleh sekolah agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dari kegiatan belajarnya. Program ini didasarkan atas prinsip bahwa sekolah tetap mempunyai tanggung jawab terhadap berhasil atau tidaknya peserta didik yang telah tamat sekolah.
2.4      Tahapan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilakukan dengan langkah-langkah yang tepat. Hal ini penting agar efektifitas layanan bimbingan dan koseling dapat mencapai keberhasilan, terutama dalam membantu anak didik dalam proses belajar mngajar. Menurut Munasik, dalam buku peran guru dalam proses bimbingan konseling, berikut adalah tahapan atau langkah-langkah yang dapat diikuti dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

1. Mengidentifikasi Masalah
       Mengidentifikasi masalah ini adalah langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan bagi seorang guru bimbingan dan konseling yang ingin berhasil dalam memberikan bantuan kepada anak didiknya. Pada langkah ini, hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru atau konselor adalah mengenal gejala-gejala awal dari suatu masalah yang sedang dihadapi oleh anak didik. Gejala-gejala awal ini biasanya dapat diketahui dari tingkah laku yang berbeda atau menyimpang dari kebiasaan yang sebelumya dilakukan oleh anak didik. Setelah data-data dari tahapan mengidentifikasi masalah dikumpulkan, selanjutnya diadakan evaluasi untuk menemukan pikiran masalah yang sedang dihadapi oleh anak didik tersebut.
2. Melakukan Diagnosis
       Setelah masalah dapat diidentifikasi, pada langkah diagnosis ini adalah menetapkan masalah tersebut berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah pada diri anak didik. Hal yang paling penting dari tahapan diagnosis ini adalah kegiatan pengumpulan data mengenai hal yang melatarbelakangi atau menyebabkan gejala yang terjadi
          3.  Menetapkan Pragnosis
       Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pragnosis adalah ramalan tentang peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang berhubungan dengan penyakit atau penyembuhan setelah operasi. Dalam konteks bimbingan dan konseling, pragnosis adalah merencanakan tindakan pemberian bantuan kepada anak didik setelah dilakukan tahapan diagnosis dari masalah yang terjadi. Dalam tahapan pragnosis ini, seorang guru bimbingan dan konseling menetapkan alternatif tindakan bantuan yang akan diberikan kepada anak didiknya. Pragnosis ini ditetapkan berangkat dari diagnosis atas masalah yang sedang dihadapi anak didik. Hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam menetapkan pragnosis ini adalah seorang guru bimbingan dan konseling harus menawarkan alternatif layanan kepada orang tua dan sang anak didik sendiri untuk diberikan pelayanan bimbingan dan konseling.
          4. Pemberian Bantuan
       Langkah pemberian bantuan ini dilakukan dengan berbagai pendekatan  dan teknik pemberian bantuan agar tindakan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling efektif dalam mencapai keberhasilan. Pemberian bantuan bimbingan dan konseling kepada anak didik biasanya tidak dilakukan hanya sekali atau dua kali pertemuan saja. Namun apabila dalam memberikan bantuan seorang guru bimbingan dan konseling mengalami kendala tidak bisa menyelesaikan masalah karena terlalu sulit atau rumit, pemberian bantuan bisa dialihkan  ke pihak lain.
5. Evaluasi dan Tindak Lanjut
       Pelayanan bimbingan dan konseling pada anak didik disekolah yang baik harus ada evaluasi. Tanpa adanya evaluasi akan sulit pelayanan bimbingan dan konseling mencapai keberhasilan. Evaluasi ini dilakukan setelah guru bimbingan dan konseling serta anak didik melakukan beberapa kali pertemuan. Sedangkan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada diri anak didik setelah beberapa kali diadakan pertemuan bimbingan dan konseling terkait dengan kemampuanya dengan belajar, observasi dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sendiri dan beberapa guru lainya. Tujuan diadakan observasi dan wawancara kerumah sang anak didik ini juga untuk mengetahui apakah ada perkembangan positif pada sikap anak didik setelah beberapa kali diadakan pertemuan bimbingan dan konseling disekolah. Beberapa data yang didapatkan, baik data primer maupun sekunder, digunakan untuk mengevaluasi bimbingan dan konseling yang telah dilakukan kepada anak didik.
              Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi dapat dilakukan ditengah proses  bimbingan dan konseling atau setelah proses pemberian bantuan dinyatakan berhasil. Kapanpun evaluasi dilakukan, satu hal yang penting untuk dilakukan adalah tindakan lanjutan agar anak didik yang diberikan bantuan dapat mencapai keberhasilan. Apabila anak didik telah dinyatakan berhasil dalam bimbingan dan konseling, tindak lanjut bimbingan dan konseling tersebut tetap perlu dilakukan, yaitu memantau anak didik agar semakin meningkatkan kemampuanya.

BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Prinsip dari bimbingan konseling sendiri yaitu berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Sedangkan Asas bimbingan dan konseling menganut diantaranya: asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.
Bidang, jenis, program serta tahapan layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu satu kesatuan dari adanya beberapa layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling. Dimana dalam bidang pelayanan terdapat empat jenis layanan yang harus diperhatikan oleh guru terhadap peserta didik agar peserta didik dapat mengenal potensi diri dan segala komponen yang ada dalam dirinya. Hal lain yang merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling adalah jenis layanan yang mempunyai tujuan untuk memberikan pemahaman kepada setiap anak didik tentang berbagai hal yang diperlukan dalam rangka proses belajar mengajar disekolah. Hal ini sangat penting agar anak didik dapat mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan dalam proses belajar mengajar.
3.2     Saran
1.    Saran untuk sekolah, seharusnya setiap sekolah harus memiliki program bimbingan dan konseling dengan baik agar kegiatan sekolah bisa berlangsung lebih efisien.
2.    Saran untuk guru, khususnya untuk guru bimbingan dan konseling sebaiknya bisa menjadi sahabat yang baik bagi anak didiknya sehingga anak didiknya tidak merasa takut untuk menceritakan masalah yang dihadapinya. Selain itu, guru bimbingan dan konseling juga harus bisa memotivasi peserta didik untuk bisa menjadi lebih berprestasi dalam hal akademik maupun non akademik. Sedangkan bagi guru umum, sebaiknya dapat membantu guru bimbingan dan konseling dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
3.    Saran untuk siswa, sebaiknya siswa dapat mengerti peran bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu diantaranya menerima saran penyelesaian kasus khusus yang terjadi di sekolah.
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar