Kamis, 07 November 2013

Sinopsis Taare Zameen Par



Taare Zameen Par merupakan sebuah film yang bercerita tentang seorang anak laki-laki berusia 8 tahun bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Ishaan merupakan seorang anak yang suka berimajinasi dan sangat menyukai hal-hal yang tidak pernah diapresiasikan oleh orang lain, seperti melukis maupun mewarnai. Baik guru maupun teman-temannya selalu menganggap bahwa Ishaan adalah anak yang bodoh karena selalu tinggal kelas. Orang tuanya juga selalu menekan dia untuk selalu belajar sesuai dengan orang normal yang lainnya. Ketika Ishaan melakukan kesalahan, orang tuanya selalu memarahinya. Orang tua Ishaan tidak tahu kondisi yang terjadi pada putra mereka. Mereka selalu membandingkan Ishaan dengan kakaknya yang selalu menjadi nomor 1 di sekolah.

Saat kenakalan Ishaan semakin menjadi-jadi, orang tuanya merasa bahwa mereka tidak lagi dapat mengaturnya. Ayahnya mengharapkan yang terbaik untuk Ishaan    sehingga ia memutuskan untuk mengirim Ishaan ke sebuah sekolah asrama agar ia dapat belajar disiplin. Berkali-kali Ishaan mencoba untuk merubah keadaan dengan memohon-mohon kepada ayahnya untuk membatalkan rencana tersebut, namun sang ayah tidak mengindahkan permohonan Ishaan.
Disekolah barunya, Ishaan mengalami hal yang tidak jauh berbeda dengan sekolah lamanya. Sampai pada akhirnya dia depresi karena jauh dari keluarganya. Kepercayaan dirinya hilang dan dia berhenti untuk melukis. Namun semuanya menjadi berubah ketika muncul seorang guru seni baru yaitu Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan).
Ram Shankar Nikumbh adalah seorang guru yang santai dan penuh kasih sayang pada saat mengajar. Nikumbh selalu menanamkan rasa optimis pada siswa, ia mengajak siswanya untuk berimajinasi tanpa batas. Sikapnya yang demikian membuat semua siswa antusias di setiap pelajarannya, kecuali Ishaan. Nikumbh menyadari bahwa Ishaan tidak seperti siswa lain yang terlihat antusias pada saat pelajarannya, ia melihat bahwa Ishaan lebih banyak diam dan murung pada saat pelajarannya. Hal inilah yang membuat Nikumbh mencari tau apa yang sebenarnya terjadi pada Ishaan sehingga ia bersikap seperti itu.
Ram Shankar Nikumbh merupakan sosok yang mendeteksi akar permasalahan dari Ishaan, yaitu Dyslexia (Kesulitan membedakan huru-huruf dan angka-angka yang hampir serupa sehingga menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis). Nikumbh mengerti permasalahan yang dialami Ishaan karena dia juga pernah mengalami hal yang sama. Nikumbh berusaha untuk mengembalikan sinar mata Ishaan. Tidak hanya itu, ia berusaha menyadarkan orang tua Ishaan tentang betapa pentingnya dukungan dan perhatian orang tua terhadap anak, bagaimanapun spesialnya mereka.
Nikumbh percaya bahwa Ishaan adalah anak yang cerdas karena dia mampu berfikir out of the box, melihat dunia dengan cara yang berbeda. Ishaan juga mampu mengimajinasikan hal-hal yang melewati batas umurnya dan membuat hal tersebut nyata lewat beberapa lukisannya. Sedikit demi sedikit Nikumbh melakukan pengajaran dengan memberikan penguatan terhadap Ishaan. Ia mulai memberikan pengertian kepada seluruh siswanya bahwa setiap anak terlahir dengan kelebihan dan kelemahannya masing-masing, bahwa di dunia ini semua anak adalah spesial.
Ram Shankar Nikumbh terus melakukan pendekatan terhadap Ishaan. Ia dengan sabar terus menemani Ishaan belajar untuk mengenal huruf-huruf dan belajar membaca. Nikumbh-pun mengetahui bahwa Ishaan memiliki suatu kemampuan yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh anak-anak seusianya. Kemampuan menggambar / melukis Ishaan dinilai sangat luar biasa untuk anak usia 8 tahun. Waktu demi waktu akhirnya Ishaan mulai bisa membaca dan menulis. Hingga pada suatu waktu di sekolah tersebut diadakan suatu perlombaan melukis, dan Ishaan menjadi juara pertama dalam perlombaan tersebut.
Akhirnya Nikumbh berhasil membantu Ishaan untuk membaca dan menulis, bahkan tidak hanya itu saja yang dilakukan olehnya. Nikumbh juga mengembalikan kepercayaan diri Ishaan sehingga akhirnya Ishaan mau melukis lagi.

Kesimpulan:
Dalam film ini seharusnya orangtua mempunyai suatu kesadaran sejak awal bahwa setiap anak terlahir spesial dengan segala keunikannya masing-masing. Orangtua seharusnya mengenali anaknya dengan baik, bakat apa yang dimilikinya dan kemudian mengarahkannya, mendengar semua harapan-harapan anak tentang bagaimana cita-citanya di masa mendatang, bukan melakukan hal sebaliknya. Selain itu sikap membandingkan seorang anak dengan anak lainnya bukan merupakan model komunikasi yang baik antara orangtua dengan anak karena sikap tersebut akan membuat kepercayaan diri anak menjadi rendah untuk dapat mengungkapkan perasaanya secara terbuka kepada orangtuanya.
Hal yang sama juga seharusnya dipahami dan dilakukan oleh para pendidik, dimana mereka seharusnya mengerti bahwa setiap anak terlahir berbeda-beda secara kognitif sehingga kemampuan menerima pelajaran pun berbeda-beda. Mencoba memahami dan membantu anak dengan tidak mempermalukan anak yang kognitifnya kurang di depan teman-temannya merupakan salah satu cara untuk tidak membuat kepercayaan diri anak menjadi rendah.
Hal penting yang harus dipahami oleh orang tua maupun pendidik adalah bahwa kecerdasan intelegensi atau IQ bukanlah segalanya. Memang penting, tetapi masih ada kecerdasan lainnya yang dimiliki oleh anak dimana kadarnya bervariasi dan komposisinya berbeda-beda. Seluruh aspek kecerdasan tersebut berada pada bagian otak yang berbeda sehingga akan berbeda pula pada setiap anak. Jadi, bukan hal yang berbeda kalau hanya satu kecerdasan anak saja yang menonjol, terlebih yang menonjol bukan kecerdasan intelegensi, dan hal tersebut harus diterima oleh orangtua maupun pendidik.
Jadi, bagi orangtua, jangan takut anak anda tidak sukses hanya karena IQnya rendah karena masih banyak kecerdasan-kecerdasan lainnya yang dia miliki. Tugas anda hanyalah mengarahkan anak untuk menggali dan mengembangkan potensinya, serta selalu mendukung anak apapun keadaannya because Every Child Is Special.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar