Selasa, 24 Desember 2013

Psikologi Perkembangan Kreativitas


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LatarBelakang
            Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah dengan perkembangannya kemampuan kognitif ini akan memudahkan anak menguasai kemampuan umumyang lebih luas, sehingga anak mampu menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari.Perkembangan kreatifitas menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tapi pasti, melalui suatu tahap ke tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1.
  Apa pengertian kreatifitas, nilai kreativitas dan identifikasi kreatifitas?
2.
  Bagaimana peranan keluarga, sekolah danmasyarakat dalam                                     mengembangkan kreativitas?
3.
  Apa saja kendala dan bahaya kreativitas dan upaya mengatasi hambatan     kreativitas?

1.3  Tujuan
     Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan untuk:
1.
  Menjelaskan pengertian kreativitas, nilai kreativitas danidentifikasi kreativitas?
2.
  Menjelaskan peranan keluarga, sekolah dan masyarakat terhadap     kreativitas?
3.
Menjelaskan kendala, bahaya dan upaya mengatasi hambatan kreativitas?


BAB II
PERKEMBANGAN KREATIVITAS
Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan, karena semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak maka akan semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.Melalui eksperimentasi dalam bermain, anak-anak menemukan bahwa merancang sesuatu yang berbeda dapat menimbulkan kreativitas.
2.1  Pengertian Kreativitas
            Kreativitas merupakan salah satu istilah yang sering digunakan meskipun merupakan yang taksa (ambiguous) dalam penelitian psikologi masa kini. Salah satu artikreativitas menekankan pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Kebanyakan orang menganggap bahwa kreativitas dapat dinilai melalui hasil atau apa saja yang diciptakan oleh seseorang. Akan, tetapi kreativitas tidak selalu membuahkan hasil yang dapat dinilai dan diamati. Sebagai contoh, pada saat melamun, seseorang merancang sesuatu yang baru dan berbeda, tetapi hanya pelamun itu sendiri yang mengetahui.
            Dengan demikian kreativitas harus dianggap sebagai suatu proses adanya sesuatu yang baru, apakah itu gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang baru dihasilkan. Penekanan pada tindakan menghasilkan ketimbang pada hasil akhir. Sekarang telah diketahui bahwa semua kreativitas mempunyai tujuan, walaupun tujuan itu mungkin tidak lebih dari kesenangan langsung yang diperoleh orang itu dari berbagai kegiatan. Semua kreativitas mencakup gagasan atau produk lama dalam bentuk baru, tetapi yang lama merupakan bentuk dasar bagi yang baru.

            Selanjutnya keunikan merupakan prestasi yang sifatnya pribadi, namun belum tentu merupakan prestasi yang universal. Sebagai contoh, orang dapat menjadi kreatif mereka menghasilkan sesuatu yang belum pernah mereka hasilkan sebelumnya, walaupun hal itu sudah pernah dihasilkan dalam bentuk dan hasil yang hampir sama atau bahkan sangat serupa oleh orang lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Kreativitas dapat berupa kegiatan imajinasi atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama kesituasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Kreativitas harus mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan lengkap atau berupa dalam bentuk produk seni, kesusastraan, produk ilmiah atau mungkin berbentuk procedural atau metodelogis.

2.2  Nilai Kreativitas
            Kretivitas populer tentang nilai kreativitas yang berpusat pada apa yang dihasilkan orang kreatif bagi keuntungan dan kesenangan kelompok sosial dan bagi kemajuan sosial. Nilai kreativitas bagi orang yang kreatif sering hampir sama sekali diabaikan. Sebagai contoh kreativitas memberikan anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar  yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya.Salah satu nilai kreativitas penting yang sering dilupakan adalah sumbangannya pada kepemimpinan. Pada setiap tingkatan usia pemimpin harus menyumbangkan sesuatu kepada kelompok yang penting artinya bagi anggota kelompok. Misalnya sumbangan dalam bentuk usulan dengan peran dan tanggung jawab terhadap kelompok.
                   Nilai kreativitas sangat berharga karena itu semakin kreatif seseorang semakin besar sumbangannya pada kelompok sosial dan semakin bahagia dalam penyesuain diri. Terlalu kreatif mungkin membuat orang menjadi pemimpin yang praktis yaitu dengan membuat mereka mencoba menciptakan secara mental tetapi tampaknya tidak pernah mampu mewujudakan mimpinya secara praktis yang akan menguntungkan dirinya atau kelompok sosial. Akibatnya mereka tidak pernah mencapai apa yang sebetulnya mereka mampu melakukannya. Ini akan menimbulkan perasaan gagal yang membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial.
Berdasarkan uraian tentang nilai kreativitas diatas dapat disimpulkan bahwa nilai kreativitas sangat berharga, karena  semakin kreatif seseorang pada kelompok sosial maka semakin bahagia pula dalam penyesuaian diri pada lingkungannya. Nilai kreativitas yang utama terletak pada hasil atau manfaat dari kreativitas yaitu keuntungan, kesenangan, dan kemajuan social.

2.3  Penemuan Kreativitas
                   Dimasa masa lampau orang  kreatif hanya ditemukan setelah mereka menghasilkan sesuatu yang orisinal. Seperti: film. Komposisi music, atau penemuan lainnya. Dengan pengetahuan kita sekarang mengenai bagaimana kemampuan untuk menjadi kreatif yang umumnya dikenal sebagai bakat. Dapat dipupuk atau dibekukan oleh pengaruh lingkungan. Pada kenyataanya orang yang kreatif menghasilkan sesuatu yang pantas dihargai. Akibatnya pada saat ini minat seseorang dipusatkan pada cara menemukan potensi diri dan dapat diberi kesempatan untuk berkembang. Menemukan potensi kreativitas terbukti merupakan tugas yang sangat sulit. Dalam upaya mencarinya, usaha yang dilakukan diarahkan pada penyusunan tes yang dapat mengukur kreativitas atau beberapa aspeknya.
                   Pada tes visual kreativitas, diberikan pola atau gambar garis pada anak dan imajinasinya dinilai dengan melihatapa arti gambar tersebut bagi mereka. Salah satu alasan mengapa tes seperti itu kurang berhasil ialah karena kreativitas merupakan konsep yang tidak begitu jelas. Apakah hal-hal yang dites tersebut merupakan kreativitas atau merupakan kemampuan lain. Selanjutnya kritik mengenai tes tersebut itu menyatakan bahwa tes tersebut tidak selalu memenuhi persyaratan rancangan eksperimen yang ketat.
Berdasarkan uraian tentang penemuan kreativitas dapat disimpulkan bahwa dengan pengetahuan kita sekarang, mengenai bagaimana kemampuan untuk menjadi kreatif yang umumnya dikenal sebagai bakat. Dapat dipupuk atau dibekukan oleh pengaruh lingkungan. Pada kenyataanya orang yang kreatif menghasilkan sesuatu yang pantas dihargai. Akibatnya pada saat ini minat seseorang dipusatkan pada cara menemukan potensi diri dan diberi kesempatan untuk berkembang.

2.4 Identifikasi Dan Pengukuran Kreativitas
            Pengukuran kreativitas ialah untuk mengidentifikasi potensi kreatif, karena kreativitas begitu bermakna dalam hidup. Berikut ini macam-macam identifikasi dan pengukuran kreativitas:
2.4.1  Macam-MacamIdentifikasi:
Terdapat beberapa macam identifikasi yaitu sebagai berikut:
1.    Identifikasi Anak Berbakat Kreatif
Tes kreativitas paling sering digunakan untuk mengidentifikasi siswa berbakat kreatif dalam program anak berbakat. Kebanyakan program anak berbakat berasaskan bahwa siswa keatif perlu diidentifikasi dan kreativitas perlu diajarkan.Dalam seleksi siswa kreatif untuk mendapat tingkat kepercayaan yang tinggi, sebaiknya menggunakan dua sumber untuk mengukur kreativitas. Misalnya dengan tes kreativitas tapi juga dengan penilaian dari guru mengenai tingkat kreativitas anak. Jika anak mencapai skor tinggi pada kedua criteria tersebut, berarti anak itu benar-benar kreatif.

2.    Penelitian
                        Penelitian membantu kita memahami perkembangan kreativitas. Tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan dengan 2 cara, pertama untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif dan membandingkan mereka dengan orang-orang biasa. Kedua, tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan untuk menilai dampak pelatihan kreativitas terhadap kekreatifan peserta.

3.    Konseling
Tes kreativitas dapat juga digunakan untuk bimbingan dan konseling siswa. Konselor atau psikolog sekolah di sekolah dasar dan menengah memerlukan informasi mengenai seorang siswa yang dikirim karena sikapnyayang apatis, tidak kooperatif, berprestasi kurang, atau karena ada masalah lain.Tes kreativitas dapat membantu konselor, guru, orang tua, dan siswa sendiri untuk mengenali dan memahami bakat kreativitas yang terpendam. Informasi ini memungkinkan guru untuk merancang kegiatan yang menantang dan menarik bagi siswa yang kreatif.

                        Berdasarkan uraian tentang identifikasi kreativitas terdapat 3 macam identifikasi yaitu:
1.    Identifikasi anak berbakat
2.    Penelitian, dan
3.    Konseling


2.4.2Jenis Alat untuk Mengukur Potensi Kreatif
          Potensi kreatif dapat diukur mulalui beberapa pendekatan yaitu:
1.    Tes yang Mengukur Kreativitas Secara Langsung
            Sejumlah tes kreativitas telah disusun dan digunakan, diantaranya tes dari Torrance untuk mengukur pemikiran kreatif yang mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural. Tes ini digunakan pertama kali oleh Utami Munandar dalam penelitian disertasinya guna membandingkan ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas figural.
2.    Tes yang Mengukur Unsur-Unsur Kreativitas
            Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi dimensional, terdiri dari berbagai dimensi yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dimensi psikomotor (ketrampilan kreatif). Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori, seperti dimensi kognitif dari kreativitas,berfikir divergen,mencakup antara lain: kelancaran, kelenturan dan orisinalitas dalam berpikir, kemampuan untuk merinci (elaborasi) dan lain-lain.
3.    Tes yang Mengukur Ciri Kepribadian kreatif
Dari berbagai hasil penelitian ditemukan paling sedikit 50 ciri kepribadian yang berkaitan dengan kreativitas. Dari ciri-ciri ini disusun dengan skala yang dapat mengukur sejauh mana seseorang memiliki ciri-ciri tersebut. Beberapa tes untuk mengukur ciri-ciri khusus, diantaranya ialah:
a.    Tes mengajukan pertanyaan
b.    Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukan dampak pengambilan resiko terhadap kreativitas
c.    Tes Figure preference yang menunjukan preferensi untuk ketidakaturan sebagai salah satu ciri kepribadian kreatif
d.    Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.
4.    Pengukuran Potensi Kreatif secara Non-Test
            Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk mengukur kreativitas, dirancang beberapa pendekatan alternatif :
a.    Daftar Periksa (Checklist) dan Kuesioner
b.    Dartar Pengalaman

5.    Pengamatan Langsung terhadap Kinerja Kreatif
            Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi tertentu, tampaknya merupakan teknik yang paling absah, tetapi memakan waktu dan dapat pula bersifat subjekt
Berdasarkan uraian jenis jenis alat untuk mengukur potensi kreativitas dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu:
1.    Tes yang mengukur kreativiassecara langsung.
2.    Tes yang mengukur unsure-unsur kreativitas.
3.    Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif.
4.    Pengukuran potensi kreatif secara non-tes.
5.    Pengematan langsung terhadap kinerja kreatif.


BAB III
LINGKUNGAN YANG MERANGSANG PERKEMBANGAN BAKAT KREATIVITAS
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi untuk kreatif, walaupun tingkat kreativitasnyaberbeda-beda. Kreativitas, seperti halnya setiap potensi lain, perlu diberi kesempatan danrangsang oleh lingkungan untuk berkembang. Perkembangkan kreativitas anak bukan hanyadipengaruhi oleh lingkungan psikis saja, tetapi lingkungan fisik juga memiliki andil yang cukupbesar. Ruang interior sebagai salah satu lingkungan fisik dapat berperan sebagai pendorong atau“press” untuk mengembangkan kreativitas anak, sebagai stimuli eksternal
       Berikut ini beberapa peranan lingkungan fisik pada perkembangan kreativitas:
3.1 Peranan Lingkungan Keluarga Dalam Mengembangkan bakat dan kreativitas
            Pada modelnya tentang Persimpangan Kreativitas, Amabile menekankan bahwa keberhasilan dalam perwujudan kreativitas ditentukan oleh tiga faktor yang saling berkait, dan titik pertemuan antara ketiga faktor inilah yang menentukan keunggulan kreatif, yaitu pertama ketrampilan dalam bidang tertentu, ketrampilan berpikir dan bekerja kreatif dan motivasi intrinsic. Amabile mencontohkan ciri-ciri motivasi intrinsic (motivasi batin atau motivasi yang tumbuh dari dalam) dan ciri-ciri motivasi ekstrinsik (motivasi yang ditimbulkan ddari luar oleh lingkungan).
            Penelitian Dacey(1989) membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini menunjukkan peran besar dari lingkungan  keluarga, pada keluarga dengan remaja kreatif, tidak banyak aturan diberlakukan dalam keluarga dibandingkan keluarga yang biasa. Banyak diantara remaja yang kreatif pernah mengalami masa krisis atau trauma dalam hidup mereka. Humor juga merupakan ciri yang sering tampil dalam keluarga kreatif. Lebih dari separuh remaja yang tinggi kreatifnya ada pada keluarga dimana salah seorang dari orang tua dinilai sangat kreatif. Keluarga kreatif lebih sering pindah rumah dan penataan rumahnya pun berbeda dari rumah pada umumnya. Orang tua menemukantanda-tanda kekreatifan anak sudah ada pada usia dini dan mereka mendorong dan memberi banyak kesempatan untuk mengembangkan bakat anak.
Banyak dari orang tua yang kreatif mempunyai hobi yang dikembangkan disamping karier mereka. Orang tua dan anak dari keluarga kreatif sama-sama berpendapat bahwa peranan sekolah tidak penting dalam pengembangan kretivitas anak. Tetapi remaja kreatif cenderung untuk bekerja lebih keras dari pada teman mereka. Agaknya dominasi dari belahan otak kanan (yang diasumsikan dengan fungsi-fungsi kreatif)  lebih kuat pada kelompok remaja yang kreatif. Dalam studi ini tidak tampak perbedaan antara jenis kelamin dalam skor kreativitas.
Cara pengasuhan ibu yang bersifat mengembangkan kreativitas anaknya memang sangatlah efektif, dan  ciri-ciri orang tua yang memupuk kreativitas anak  ialah:
a.    Memberi lebih banyak kebebasan pada anak
b.    Menghormati  keunikan anak
c.    Mempunyai  hubungan emosional  yang tidak menyebabkan ketergantungan
d.   Orang tua lebih menghargai prestasi dibandingksn dengan angka semata-mata
e.    Orang tua itu sendiri aktif,mandiri dan menghargai kreativitas anak
f.     Serta menjadi model bagi anak
Pada  kasus kedua lebih menampilkan orang tua yang anak berbakatnya dalam keadaan kurang menguntungkan karena kondisi sosial ekonomis orang tuanya. Karena kurang pemahaman orang tua seperti sering terjadi di Indonesia, mereka lebih mementingkan perkembangan skolastik dan daya ingat dari pada imajinasi dan kreativitas anak.
Berdasarkan uraian tentang peran keluarga dalam mengambangkan bakat dan kreativitas dapat disimpulkan bahwasikap orang tua yang memupuk kreativitas anak sangat berbeda dari sikap orang tua yang tidak menunjang  pengembangan kreativitas anak.Penting pula peranan kelompok orang tua anak berbakat sebagai program pendukung anak berbakat di sekolah, dan dapat membantu mengajar jika memiliki keahlian tertentu.

3.2.Peran Sekolah Dalam Mengembangkan Kreativitas
Pada masa anak-anak, banyak orang yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Mereka mempunyai peranan yang besar dalam perwujudan potensi anak. Lebih tepat jika kita menggunakan istilah fasilitator, karena bagi anak berbakat dan kreatif guru atau sekolah hendaknya lebih berfungsi sebagai  fasilitator belajar dari pada sebagai instruktur semata-mata. Istilah fasilitator menunjukkan bahwa sekolah memiliki tanggung jawab akhir untuk belajar dalam menemukan potensi dirinya. Namun, fasilitator membantu dan memudahkan anak dalam proses pengembangan dan perwujudan diri, yang dapat menjadi fasilitator anak berbakat bukan hanya guru di sekolah. Seperti halnya Einstein tidak pernah dapat mewujudkan potensinya sehingga mencapai keunggulan, andaikata ia tidak mempunyai seorang paman yang melibatkannya dalam permainan matematika ketika Einstein masih anak.Biasanya bukan hanya satu fasilitator yang berperan dalam perwujudan potensi anak, akan tetapi beberapa orang yang berpengaruh terhadap belajarnya anak, disamping faktor kesempatan dalam hidup.
          Memupuk keunggulan berarti membantu anak  untuk mewujudkan kemampuan potensial mereka, untuk ini diperlukan pelayanan khusus dan guru yang memiliki karakteristik khusus dan mendapat pelatihan khusus. Juga diperlukan guru yang dapat memahami karakteristik, tujuan dan sasaran belajar.
Ada beberapa macam ciri karakteristik guru yaitu:
1.  Karakteristik Filosofis perlu dipertimbangkan dalam seleksi guru . Sebagai contoh, seorang kepala sekolah mengusulkan rencana membuat kelas khusus untuk anak berbakat dalam matematika dan bahasa, yang meliputi baik pengayaan (enrichment) maupun percepatan (akselerasi).
2.  Karakteristik profesional dari guru dapat dikembangkan melalui pelatihan dalam jabatan (in-service training) seperti kemampuan untuk mempergunakan keterampilan dinamika kelompok, teknik, dan strategi yang maju (advanced) dalam mata ajaran tertentu, memberikan pelatihan in-quiry, dan memahami ilmu komputer.
3.  Karakteristik pribadi guru anak  meliputi motivasi, kepercayaan diri, rasa humor, kesabaran, minat luas, dan kelepturan (fleksibiliti).
            Dari ciri-ciri tersebut di muka, seperti fleksibilitas, dan orisinalitas, nyata bahwa guru anak berbakat perlu memiliki kreativitas agar dapat memberi tantangan dalam mengajar anak berbakat, serta dapat pula mengembangkan kreativitas siswa. Pelatihan dalam Jabatan dapat diberikan oleh sekolah, yayasan, dan sebagainya, dan berbeda dari program bergelar dalam hal bahwa pelatihan dalam jabatan lebih memberikan pengalaman dengan tujuan-tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini meliputi topik-topik seperti keterampilan berfikir tingkat tinggi, komunikasi, dan keterampilan berpikir kreatif, pengembangan keterampilan kepemimpinan, teknik untuk bekerja dengan anak berbakat yang berprestasidipelatihan dalam jabatan dapat diberikan pada masa liburan sekolah atau pada hari-hari tertentu sesudah jam belajar.
            Pada tahap untuk membangkitkan kreativitas di Sekolah, Guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi pendidikan anak, tetapi juga pada sikap anak terhadap sekolah dan terhadap belajar pada umumnya. Guru juga dapat melumpuhkan rasa ingin tahu alamiah anak, merusak motivasi, harga diri, dan kreativitas anak. Bahkan guru-guru yang sangat baik atau yang sangat buruk dapat mempengaruhi anak lebih kuat daripada orangtua. Karena guru lebih banyak kesempatan untuk merangsang atau menghambat kreativitas anak daripada orang tua. Guru mempunyai tugas mengevaluasi pekerjaan, sikap, dan perilaku anak.
            Pada istilah model titik pertemuan kreativitas menurut Amabile (1989), guru dapat melatih keterampilan bidang pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang khusus, seperti bahasa, matematika, atau seni. Pada umumnya orang melihat ini sebagai pekerjaan dan tugas guru. Guru juga dapat mengajar keterampilan kreatif , cara berpikir menghadapi masalah secara kreatif, atau teknik-teknik untuk memunculkan gagasan orisional. Keterampilan seperti ini dapat diajarkan secara langsung, tetapi paling baik disampaikan melalui contoh. Pada kenyataannya guru tidak dapat mengajarkan kreativitas, tetapi ia dapat memungkinkan kreativitas muncul, memupuknya, dan merangsang pertumbuhannya. Seorang guru yang mendorong otonomi anak menggunakan pendekatan memberikan gagasan,saran,dan bimbingan, tetapi tidak memberikan jawaban dan petunjuk eksplisit maka menghasilkan anak yang kreatif. Untuk menumbuhkan kreativitas, guru perlu memiliki falsafah mengajar guna mendorong kreativitas anak, di antaranya guru perlu menanamkan pada anak bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan, anak perlu merasa nyaman di dalam kelas dan tidak ada tekanan dan ketegangan, anak harus menjadi pelajar yang aktif sehingga perlu didorong untuk membawa pengalaman dan gagasan mereka dalam kelas dan pengalaman belajar hendaknya selalu dekat dengan dunia nyata.

            Pada kegiatan sehari-hari dapat digunakan sejumlah strategi yang dapat meningkatkan kreativitas, pertama , memberikan umpan balik yang berarti daripada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas. Kedua, melibatkan siswa dalam menilai pekerjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan. Ketiga, penekanannya hendaknya terhadap “Apa yang telah kau pelajari?” bukan pada “ Bagaimana kau melakukannya?”.
            Pada kelas yang menunjang kreativitas, guru menilai pengetahuan dan kemajuan siswa melalui interaksi terus-menerus dengan siswa. Pekerjaan siswa dikembalikan dengan banyak catatan dari guru, terutama menampilkan segi-segi baik dan kurang baik dari pekerjaan siswa. Secara berkala guru memberikan catatan tentang kemajuan siswa untuk orang tua. Sistem ini membuat evaluasi lebih bersifat memberi informasi daripada mengawasi. Siswa melihat komentar guru tidak sebagai hadiah atau hukuman untuk mengawasinya, tetapi sebagai informasi yang berguna bagi belajar atau kinerja siswa. Dengan demikian, motivasi intrinsik dan kreativitas tidak menurun, tetapi dapat meningkat. Dalam model yang menunjang motivasi intrinsik dan kreativitas, anak sebagian besar bertanggung jawab untuk memonitor sendiri pekerjaan mereka. Artinya anak mempunyai otonomi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Berdasarkan uraian tentang peranan sekolah dalam mengembangkan kreativitas dapat disimpulkan bahwa sekolah mempunyai peran penting dalam perkembangan kreativitas anak, sebagai lingkungan yang dapat memupuk dan menggali kreativitas anak. Untuk itu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang memadai agar dapat mewujudkan kreativitas.

3.3  Peranan masyarakat dalam mengembangkan kreativitas
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan anak berbakat dapat terwujud melalui berbagai bentuk kerja sama.Anak berbakat dapat mengunjungi beberapa tempat kerja bisnis dan organisasi dan memperoleh pelatihan disana. Pemimpin perusahaan , tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki keahlian atau ketrampilan  dalam bidang tertentu dapat menjadisumber ceramah disekolah. Bisnis atau perusahaan dapat membantu seleksi siswa yang akan diberi beasiswa atau yang akan bekerja diperusahaan selama beberapa waktu. Perusahaan dapat pula membiayai penelitian yang dilakukan siswa berbakat mengenai berbagai masalah di dalam masyarakat, dengan demikian melatih ketrampilan penelitian dan mendekatkan siswa berbakat terhadap masalah nyata dalam kehidupan.
Program luar sekolah dapat membantu memenuhi kebutuhan kognitif( mengembangkan ketrampilan berpikir ), afektif ( berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang dewasa yang kreatif ), dan generative ( menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah ) siswa berbakat.Akhir-akhir ini makin tampak peran serta masyarakat untuk memupuk bakat dan talenta siswa berbakat dalam berbagai bidang dengan menyelenggarakan kursus,pelatihan, sanggar dan sebagainya. Namun masih perlu lebih digalakkan ialah kerja sama tiga lingkungan pendidikan(sekolah, keluarga dan masyarakat) dalam pengadaan berbagai alternative program pendidikan anak berbakat.
Berdasarkan uraian tentang peran masyarakat dalam mengembangkan kreativitas dapat disimpulkan bahwa dalam lingkungan masyarakat, seorang anak dapat dipupuk bakat dan kreativitasnya. Namun untuk mendapat hasil yang maksimal, diperlukan kerjasama antara ketiga lingkungan fisik yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.


BAB IV
HAMBATAN DALAM PERKEMBANGAN KREATIVITAS
Pada perkembangan kreativitas seseorang dapat mengembangkan dan mewujudkan potensi kreativitasnya baik anak-anak atau orang dewasa dapat mengalami berbagai hambatan, kendala atau rintangan yang dapat merusak bahkan mematikan kreativitas. Sumber-sumber dari kendala dapat bersifat internal yaitu berasal dari individu itu sendiri, dan dapat bersifat ekternal yaitu terletak pada lingkungan individu.
4.1  Kendala Dalam Pengambangan Kreativitas
4.1.1 Sumber Kendala
Shalcross (1985) yang menggolongkan sumber-sumber kendala sebagai berikut: kendala historis, kendala biologis, kendala fisiologis, kendala sosiologis, kendala psikologis, dan kendala diri sendiri.
4.1.2 Kendala dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Konsep Renzulli (1986) tentang keberbakatan, yang mempersyaratkan tiga kelompok ciri-ciri, yaitu kemampuan umum, kreativitas, dan pengikatan diri terhadap tugas atau motivasi intrinsik. Kreativitas dan motivasi merupakan faktor penentu keberbakatan. Amabile mengemukakan empat cara yang mematikan kreativitas, yaitu evaluasi, hadiah, persaingan (kompetisi), lingkungan yang membatasi.

4.1.3   Kendala dari Sosialisasi
Cara-cara baku yang begitu lama diandalkan dalam mendidik dan mengajar anak melalui evaluasi, hadiah, kompetisi dan membatasi pilihan, dalam kenyataan dapat merusak kreativitas. Solusinya adalah kita harus bertindak secara seimbang. Kita perlu menentukan batas terhadap perilaku mereka tetapi sedemikian bahwa mereka dapat mempertahankan motivasi intrinsik mereka (Amabile, 1989)
4.1.4   Kendala dari Rumah
Lingkungan keluarga dapat pula menghambat kreativitas anak dengan tidak menggunakan secara tepat empat “pembunuh kreativitas” yaitu evaluasi, hadiah, kompetisi, dan pilihan atau lingkungan yang terbatas (Amabile, 1989).
4.1.5   Kendala dari Sekolah
Sekolah memberikan evaluasi semata-mata dalam bentuk angka, tanpa penjelasan atau pemberian umpan balik positif mempunyai dampak merugikan pengembangan kreativitas. Sering merasa diawasi dan dinilai guru, motivasi, dan kreativitas mereka akan berkurang.
Hadiah dapat diberikan dalam berbagai bentuk di dalam kelas, tetapi jika anak merasa bahwa hadiah menjadi alasan utama untuk melakukan sesuatu, kreativitas mereka mungkin akan berkurang. Adapun kendala dari sekolah sebagai berikut: sikap guru, belajar dengan hafalan mekanis, kegagalan, tekanan dan konformitas, “system” sekolah.
4.1.6   Keseimbangan dalam Pembelajaran
Beberapa karakteristik guru, guru yang cenderung menghambat keterampilan berpikir kreatif dan menghambat kesediaan atau keberanian anak untuk mengungkapkan kreativitas mereka. Ini disimpulkan Cropley (1989) sebagai berikut:
1.    Penekanan bahwa guru selalu benar.
2.    Penekanan pengajaran berlebih pada hafalan.
3.    Penekanan pada belajar secara mekanis tentang teknik pemecahan masalah.
4.    Penekanan pada evaluasi eksternal (oleh guru) dan kurang mementingkan evaluasi oleh siswa sendiri.
5.    Penekanan secara ketat untuk menyelesaikan pekerjaan.
6.    Penakanan secara berlebihan pada konformitas terhadap norma kelompok..
7.    Perbedaan secara kaku antara bekerja dan bermain dengan menekankan makna dan manfaat dari bekerja, sedangkan bermain adalah sekedar untuk rekreasi
.
4.1.7   Kendala Konseptual
Adams (1986) menggunakan istilah conceptual blocks,  yaitu dinding mentalyang merintangi individu dalam pengamatan suatu masalah serta pertimbangan cara-cara pemecahanya. Itu harus dihadapi dengan konsep conceptual blockbusting. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa kendala itu ada yang bersifat internal (ditimbulkan oleh diri sendiri), dan bersifat eksternal (timbul dalam llingkungan tertentu).

Berdasarkan uraian tentang kendala dalam perkembangan kreativitas dapat disimpulkan bahwa untuk berkreativitas terdapat berbagai macam kendala untuk berkreativitas yaitu:
1.      Sumber kendala
2.      Kendala dalam kretivitas anak
3.      Kendala dari sosialisasi
4.      Kendala dari sekolah
5.      Kendala dari rumah
6.      Kendala pada pembelajaran
7.      Kendala konseptual
4.2     Bahaya Terhadap Kreativitas
Kreativitas sangat penting bagi penyesuaian sosial dan pribadi yang baik sehingga segala sesuatu yang menghalangi perkembangannya merupakan bahaya. Apabila kondisi lingkungan mempercepat perkembangan kekuatan mental atau cara berpikir konvergen ia akan menghambat keluwesan mental atau cara berpikir yang divergen. Yang sama bahayanya adalah segala sesuatu yang menyebabkan terlalu banyak waktu tersita untuk bentuk kreatifitas tertentu, yang dilakukan kadang-kadang dapat membuahkan hasil yang menguntungkan tetapi merugikan jika dikerjakan secara berlebihan. Sebagai contoh, kadang-kadang melakukan dapat menjurus ke penyesuaian pribadi dan sosial yang baik, tetapi melamun berlebihan tidak saja meniadakan pengaruh baik itu tetapi juga terbukti merugikan penyesuaian tersebut.
          Ada sejumlah hal yang membahayakan penyesuaian yang baik diberbagai bidang kreativitas. Sebuah rangkuman terhadap bahaya tersebut akan menyoroti bahaya potensial dalam bidang perkembangan anak, hal ini menjelaskan mengapa dalam kondisi apa saja hal itu merupakan bahaya.
Berdasarkan uraian tentang bahaya terhadap kreativitas dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang dapat menghambat kreativitas merupakan bahaya yang dapat menghalangi kreativitas. Demikian juga seperti bentuk kreativitas tertentu yang menyebabkan waktu tersita berlebihan.
4.3 Upaya Mengatasi hambatan dalam Pengembangan kreativitas
Adams (1986) menyatakan adanya beberapa cara atau strategi yang secara umum dapat digunakan untuk membantu kita dalam kinerja kreatif:
(1)   Menggunakan cara-cara yang non-verbal, seperti: berpikir visual (dalam gambaran atau bayangan), atau yang mengandalkan alat indra lainnya,
(2)   Mempunyai sikap mempertanyakan (questioning), atau menyelidiki (inquisitive),
(3)   Memiliki kelancaran dan kelenturan dalam berpikir,
(4)   Menggunakan teknik-teknik kreatif




BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Kreativitas dapat berupa kegiatan imajinasi atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman dengan mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama kesituasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Kreativitas harus mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan lengkap atau berupa dalam bentuk produk seni, kesusastraan, produk ilmiah atau mungkin berbentuk procedural atau metodelogis.
Kretivitas populer tentang nilai kreativitas yang berpusat pada apa yang dihasilkan orang kreatif bagi keuntungan dan kesenangan kelompok sosial dan bagi kemajuan sosial. Nilai kreativitas bagi orang yang kreatif sering hampir sama sekali diabaikan. Sebagai contoh kreativitas memberikan anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya. Salah satu nilai kreativitas penting yang sering dilupakan adalah sumbangannya pada kepemimpinan. Pada setiap tingkatan usia pemimpin harus menyumbangkan sesuatu kepada kelompok yang penting artinya bagi anggota kelompok. Misalnya sumbangan dalam bentuk usulan dengan peran dan tanggung jawab terhadap kelompok.
Kreativitas juga dapat diidentifikasikan dengan bebrapa cara diantaranya:
1.    Identifikasi anak berbakat kreatif
2.    Penelitian
3.    Konseling

Juga dapat diukur melalui beberapa pendekatan diantaranya:
1.      Tes yang mengukur kreativitas secara langsung
2.      Tes yang mengukur bciri kepribadian yang kreatif
3.      Pengukuran potensi kreatif secara non-tes
4.      Pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif.

Peranan keluarga bagi pengembangan kreativitas menurut Dacey menunjukan bahwa peran besar dari lingkungan keluarga dan keluarga dengan remaja kreatif, tidak banyak aturan diberlakukan dalam keluarga dibandingakan keluarga yang biasa. Banyak diantara remaja yang kreatif pernah mengalami masa krisis atau trauma dalam hidup mereka. Humor juga merupakan cirri yang tampil dalam keluarga kreatif. Lebih dari separuh remaja tinggi kreatifnya ada pada keluarga dimana salah seorang dari orang tua dinilai sangat kreatif. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan anak berbakat dapat terwujud melalui berbagai bentuk kerja sama. Anak berbakat dapat mengunjungi beberapa tempat kerja bisnis dan organisasi dan memperoleh pelatihan disana. Pemimpin perusaahaan,tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu dapat memberi ceramah di sekolah anak berbakat. bisnis

5.2  Saran
1.      Perkembangan kreativitas sebaiknya dilatih sejak dini agar dapat mengembangkan potensi kreativitas yang dimiliki dan di wujudkan dalam bentuk-bentuk yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
2.      Peran orang tua juga sangat berpengaruh karena apabila orang tua tidak terlalu melindungi atau posesif terhadap anaknya, maka akan mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri dan itu merupakan kualitas untuk mendukung kreativitas. Dan apabila orang tua terlalu melindungi anaknya, mereka akan mengurangi kesempatan untuk mencari cara mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda.
3.      Lingkungan rumah dan sekolah juga harus merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang merupakan dorongan kreativitas.
4.      Kreativitas juga merupakan proses bukan hasil, prosesitu mempunyai tujuan yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu sendiri atau keompok sosial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar