Selasa, 24 Desember 2013

Pemuda dan Sosialisasi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggung jawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
  1. Kemurnian idealismenya
  2. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
  3. Semangat pengabdiannya
  4. Sepontanitas dan dinamikanya
  5. Inovasi dan kreativitasnya
  6. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
  7. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
  8. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.

1.2.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan beberapa masalah diantaranya:
  1. Apa itu pemuda dan sosialisai?
  2. Apa itu pemuda dan identitas?
  3. Apa yang dimaksud dengan internalisasi, belajar dan spesialisasi?
  4. Apa itu Perguruan dan pendidikan?
  5. Bagaimana peran pemuda dan masyarakat?

1.3.  Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis guna menyelesaikan tugas ISBD serta untuk lebih mengetahui tentang pengertian dari pemuda dan sosialisasi secara lebih luas.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pemuda dan Sosialisasi
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
2.1.1.      Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi                  : 0 – 1 tahun
Masa anak                : 1 – 12 tahun
Masa Puber              : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda          : 15 – 21 tahun
Masa dewasa           : 21 tahun keatas
Dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagai berikut :
Golongan anak        : 0 – 12 tahun
Golongan remaja     : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa   : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yagn telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
            Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1.      siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2.      Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3.      Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yang dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.

2.1.2.      Sosialisasi Pemuda
 Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1.      Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya.
2.      Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain.
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat.

2.2. Internalisasi , Belajar , dan Spesialisasi
Internalisasi belajar dan Spesialisasi adalah Internalisasi adalah proses peresapan pengetahuan ke dalam pikiran. Dalam proses ini, pengetahuan eksplisit (kelihatan, biasanya dalam bentuk simbol dan kode) diubah ke dalam bentuk tasit (tak kelihatan). Contoh internalisasi adalah membaca buku, cetak maupun digital. Buku cetak tentu tak perlu dihadirkan dengan teknologi informasi. Sedangkan buku digital atau elektronik memerlukan teknologi informasi.
Internalisasi, belajar dan spesialisasi memiliki definisi yang hampir sama. Proses terjadinya yaitu melalui interaksi sosial. Internalisasi lebih mengarah pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut. Belajar lebih mengarah pada proses pembelajaran tingkah laku, yang sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah dimiliki akibat proses pembelajaran tersebut. Sedangkan Spesialisasi lebih mengarah pada kekhususan yang telah dimiliki oleh seorang individu.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu bersosialisasi terhadap individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan antar karakter menjadi identitas diri individu masing-masing. Perilaku setiap individu pun berbeda-beda, karena dari itu membuat individu lain mengambil suatu tindakan yang berbeda-beda.
Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-masing individu bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan positif dan negatif. Tindakan positif akan diambil jika antar individu saling mengharagai adanya norma-norma yang berlaku. Kalau tindakan negatif, akan diambil jika antar individu tidak mengutamakan norma-norma yang ada, seperti saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya lebih tinggi dari individu lain, dan sebagainya.
Setelah individu mengambil suatu tindakan entah itu positif atau negatif, pastilah individu tersebut berfikir atas tindakannya tersebut. Atas pemikirannya itu, akan membuat suatu pembelajaran dimana individu akan lebih memahami apa itu hidup bersosialisasi dan norma-norma yang berlaku. Dari pembelajaran tersebut, suatu individu akan mendapatkan spesialisasi atau kekhususan kemampuan dimana individu bisa menempatkan dirinya di dalam hidup bermasyarakat.
Jadi, kesimpulan dari semuanya adalah, sebagai individu haruslah menaati norma-norma kehidupan yang ada, entah itu norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Apa yang dilakukan seorang individu pastilah melalui proses pembelajaran dan memiliki kemampuan khusus setelah terbiasa dengan pengambilan-pengambilan tindakan.

2.3. Pemuda dan Identitasnya
Perilaku pemuda sangat rentan dengan kondisi dimana dia berada dan beraktifitas. Karena masa remaja yang dimiliki pemuda adalah masa dimana seorang pemuda menemukan jati dirinya. Dalam menemukan jati dirinya berpengaruh kepada dimana dia tinggal dan dimana dia beraktifitas. Banyak kekosongan waktu yang di miliki oleh seorang pemuda dalam mencari identitas dirinya. Dalam kekosongan waktu yang dimiliki seorang pemuda biasanya pemuda melakukan aktifitas yang disukainya atau hanya sekedar bermain saja.
Teman atau kawan bermain menjadi pengaruh yang besar dalam pencarian identitas atau pencarian jati diri seorang pemuda.
Pada masa remaja seorang pemuda, pemuda memiliki kebiasaan tanpa moral atau tanpa hukum, pada kebiasaan ini akan mendorong seorang pemuda untuk melakukan pelangaran pelangaran hukum kecil nantinya. Untuk mencegah perilaku perilaku menyimpang di perlukan masyarakat yang peduli terhadap pemuda yang masih belum menemukan identitasnya dengan cara mengajaknya untuk tidak melakukan penyimpangan penyimpangan kecil. Karena dari penyimpangan kecil ini akan berpengaruh terhadap baik buruknya identitas dari seorang pemuda nantinya. Dari penyimpangan penyimpangan kecil dapat berakibat kepada penyimpangan penyimpangan besar yang sudah masuk dalam pelanggaran hukum yang berat.
Teman atau kawan dari seorang pemuda mempunyai pengaruh yang besar juga dalam menemukan identitas dari siremaja itu sendiri. Karena jika si pemuda mendapatkan teman yang mempunyai identitas yang buruk otomatis teman si pemuda itu akan melakukan penyimpangan di depan si pemuda yang sedang bingung atau belum menemukan identitasnya, dalam waktu yang singkat si pemuda pencari identitas itu akan mengikuti perilaku dari temannya dengan melakukan penyimpangan seperti temannya. Tetapi semua ini dapat ditanggulangi dengan pemilihan teman untuk si pemuda itu sendiri, terkadang memilih milih teman itu ada baiknya dalam menemukan identitasnya. Para pemuda yang masih bimbang atau belum mendapatkan identitasnya sebaiknya memilih teman yang berprilaku baik atau tidak menyimpang norma norma dan hukum yang ada dimasyarakat.
Ketika si pemuda mendapatkan identitas yang buruk, dapat di perbaiki sebelum perilaku buruknya menjadi pelanggaran norma norma dan hukum. Dengan cara meninggalkan kebiasaan buruknya dan mencoba memulai kebiasaan baik, dalam hal ini teman menjadi pengaruh yang besar pula. Ketika si pemuda mempunyai identitas yang buruk, sebaiknya si pemuda berteman dengan orang orang yang mempunyai perilaku yang baik. Sehingga dapat menjadikan pengaruh untuk si pemuda itu untuk menjadikan identitas buruknya menjadi baik dan tidak melanggar norma norma.
Banyak dari pemuda yang sedang mencari identitas dirinya, malah melakukkan penyimpangan. Karena bagi mereka kebebasan (kebebasan hukum) itu penting buat hidup ini. Egois adalah suatu sifat yang wajar bagi seorang pemuda karena mereka hanya memikirkan kebebasan dan mementingkan diri sendiri tanpa melihat keadaan disekitarnya. Peran dalam keluarga juga penting dalam membentuk identitas yang baik untuk si pemuda. Karena keluarga adalah tempat dimana si pemuda paling banyak menghabiskan waktu dan menjadikannya sangat penting dalam pembentukan identitas si pemuda. Pemuda yang mempunyai keluarga yang tidak harmonis akan mendorong seorang pemuda strees dan akhirnya sipemuda itu melakukan penyimpangan di luar keluarga. Keluarga juga dapat menghentikan perilaku menyimpang dari sipemuda. Peran dalam media massa juga perlu di perhatikan karena media massa banyak mengandung hal hal negative dan ada pula hal hal positivenya. Hal negative contonya adalah film action yang di sukai pemuda dapat menjadi contoh yang buruk karena dapat membuat pemuda mengikuti perilaku dari si actor utama dalam film action di kehidupan nyata.
Banyak yang mempengaruhi dalam membuat identitas pemuda. Adabaiknya semua masyarakat dan element elementnya memperhatikan pemuda. Karena identitas yang buruk akan membentuk sifat kriminal dari si pemuda. Bagi pemuda yang mencari identitas sebaiknya banyak banyak mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga dapat membentuk identitas yang baik bandingkan dengan hanya membuang buang waktu bersama teman temannya.

2.4. Perguruan dan Pendidikan
2.4.1.Mengembangkan potensi generasi muda
Potensi generasi muda dapat dikembangkan melalui bidangnya masing-masing agar tercapai suatu keinginan yang selaras antara generasi sebelumnya dan generasi baru yang akan mencapai suatu Negara yang maju dan sejahtera. Sebagai contoh, di Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide atau gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri. Untuk mengembangksn ide-ide atau gagasan-gagasan tersebut, Institut Teknologi Maschussets (MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carnegie Mellon (CMU), telah membuat proyek bersama berjangka waktu lima tahunan, melibatkan sekitar 600 mahasiswa dan 55 anggota fakultas dalam program-program belajar dan membaharu dalam wadah Nasional Science Foundation (NSF), di masing-masing pusat inovasi universitas-universitas tersebut. Hasil yang dicapai proye tersebut antara lain lebih dari dua lusin produk, proses ata pelayanan baru telah dipasarkan dan menciptakan hamper 800 pekerjaan baru, dan memperoleh hasil penjualan sebesar $46,5 juta.
Gagasan dan pola kerja yang hamper serupa telah dikembangkan pula di Negara-negara Asia, misalnya: Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para innovator pada sector teknologi industri tersebut tampil dengan lebih meyakinkan seperti Negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya. Sebagaimana upaya bangsa Indonesia untuk mengembangkan potensi tenaga muda agar menjadi innovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas tinggi.
2.4.2.      Pengertian pendidikan dan perguruan tinggi
Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik. Lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi mendidik yang artinya memelihara dan memberi latihan.
Menurut Bahasa Yunani, pendidikan berasal dari kata pedagogi yaitu kata paid yang berarti anak sedangkan agogos artinya membimbing, sehingga pedagogi memiliki arti ilmu dan seni yang mengajarkan anak.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi disebut mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan tinggi disebut dosen. Disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi ilmu-ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA),  yang akan berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa dan negaranya.
Perguruan tinggi merupakan suatu tempat yang didambakan, diimpikan, , diharapkan, difavoritkan, dan dicintai oleh masyarakat pada umumnya dan masyarakat kampus pada khususnya. . agar bisa menjadi perguruan tinggi idaman, maka ada 4 faktor yang harus dipenuhi, yaitu:
1.      Mutu/Kualitas
2.      Biaya murah/Terjangkau
3.      Keamanan/Kenyamanan
4.      Mengikuti Perkembangan Zaman yang Bermanfaat bagi Masyarakat
Pembinaan dan pengembangan potensi generasi muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai pendidikan formal. Mereka dibina, digembleng, di laboratorium-laboratorium dan pada kesempatan-kesempatan praktek lapangan. Pembinaan dan pelatihan khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka. Sebagai bangsa yang menetapkan pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan Negara, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar dan tujuan menurut pancasila. Untuk itu diperlukan adanya perubahan-perubahan secara mendasar dan mendalam yang menyangkut persepsi, konsepsi, serta norma-norma kependidikan kaitannya dengan bermasyarakat pancasila.
Pentingnya kesempatan bagi generasi muda untuk mengenyam pendidikan tinggi, dikarenakan berbagai alas an.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapat proses sosialisasi terpanjang secara berencana.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi social dan budaya yang akan memperkaya khisanah kebudayaannya,
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda.
2.5. PERANAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
Pemuda merupakan generasi penerus. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, karena banyak peran pemuda dalam membantu membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, dan peran pemuda yang menolak kekuasaan.
Peranan lebih lanjut tentang peran pemuda dalam masyarakat adalah sebagai penerus generasi golongan tua yang berperan penting di dalam lingkungan masyarakat. Berorganisasi dalam berbagai rangkaian kegiatan sosialisasi, maupun yang lainnya. Para generasi penerus ini juga berperan penting dalam kondisi demokrasi dalam masyarakat sekitar. Contoh, dalam rangka pemilihan ketua RT atau ketua RW. Seluruh masyarakat sekitar ikut berpartisipasi untuk menyalurkan suaranya, termasuk para generasi penerus tersebut. Dan selanjutnya, bisa bersosialisasi dan bergabung dengan kelompok golongan tua, dalam hal bermasyarakat, maupun berorganisasi. Mereka juga bisa mengadakan sosialisasi atar sesamanya, seperti contoh berorganisasi membentuk grup olahraga, seperti basket. Dan secara otomatis, mereka akan berbagi, dan bersosialisasi antar sesamanya. Dan oleh sebab itu, akan terjadi hubungan kontak yang baik antar sesama, mengenal sesama, dan saling membantu jika ada yang mengalami kesulitan dalam segala hal.
Peranan pemuda dalam masyarakat dibedakan atas dua hal :
1.        Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan :
1)      Pemuda meneruskan tradisi dan mendukung tradisi
2)      Pemuda yang menyesuaikan diri dengan golongan yang berusaha mengubah tradisi.
2.        Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dibedakan menjadi :
1)      Jenis pemuda pembangkit, yaitu pengurai atau pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Contoh sastrawan Rendra dan Chairil anwar pada masanya.
2)      Jenis pemuda nakal/ delinkuen, yaitu jenis pemuda yang tidak berniat mengadakan perubahan pada budaya maupun masyarakat tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan tindakan menguntungkan bagi diri sendiri.
3)      Jenis pemuda radikal, yaitu mereka yang berkeinginan besar mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner tanpa memikirkan lebih jauh bagaimana selanjutnya.

BAB III
PENUTUP

                        Simpulan
Pemuda yang rata-rata usia remaja merupakan generasi yang tingkat emosinya masih labil, sehingga perlu adanya sosialisasi agar terbentuk sebuah karakter yang dapat mencerminkan pemuda yang baik. Jika tidak adanya sosialisasi atau pengarahan maka pemuda akan terjerumus, karena generasi muda merupakan generasi yang rentan dan mudah terpengaruh oleh teman-temanya. Selain diadakanya sosialisasi, pendidikan meruakan faktor selanjutnya yang dapat berpengaruh bagi generasi muda. Jika bakat dan minat pemuda tersalurkan dengan baik maka tidak heran jika generasi muda dapat menjadi generasiyang dibanggakan.
Pemuda dan masyarakat saling bersinggungan antara satu dengan yang lain, jika pemuda mendapat arahan yang tepat. Maka masyarakat akan menilai seorang pemuda tersebut sebagai anak atau remaja yang baik. Tapi jika pengarahan mereka salahjalur maka akan berbalik pula penilaian masyarakat terhadap pemuda tersebut.

                        Saran
Sebaiknya kehidupan remaja harus dipandang lebih baik, jangan dianggap pemuda itu sudah dapat mengatur dirinya dan dianggap sebagai anak yang sudah besar. Akan tetapi pemuda adalah masa dimana anak menuju pendewasaan dan mudah sekali tergoyah oleh apapun jika dasar kepribadian pemuda belum kuat. Pantaulah pemuda-pemuda dan arahkan kearah yang positif agar dapat menjadi generasi penesrus yang membanggakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar