BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari istilah guidance dan counseling. Sesuai dengan istilahnya maka bimbingan dapat diartikan
secara umum sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun untuk sampai pada
pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak setiap bantuan atau
tuntunan dapat diartikan sebagai bimbingan.
Untuk dapat memperoleh pengertian
yang lebih jelas di bawah ini akan dikutip beberapa definisi. Definisi yang dikemukakan dalam “Jear Book of
Education” 1995, bimbingan adalah “suatu proses membantu individu melalui
usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial”. Menurut Crow & Crow, bimbingan
dapat diartikan sebagai “bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun
wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada
seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan
kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri,
membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri”.
Menurut James F. Adams menjelaskan bahwa “konseling adalah suatu
pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee), supaya ia dapat lebih baik
memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang
dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang”.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Keterlaksanaan
dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh
diwujudkannya asas-asas berikut.
1. Prinsip-prinsip
konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, Program
pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
2. Asas-asas
konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan,
kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih
tangan kasus, dan tut wuri handayani.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di sekolah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak
adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih
penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara
optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan
moral-spiritual).
Layanan
bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan
diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan
terhadap perkembangan peserta didik tidak hanya untuk peserta didik yang
bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling
tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu
‘dipanggil’ saja, melainkan untuk seluruh peserta didik.
Fungsi
Bimbingan Konseling.
Bimbingan Konseling mempunyai beberapa
fungsi diantaranya:
1.
Pemahaman, yaitu Bimbingan Konseling
berfungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
2.
Pencegahan, yaitu Bimbingan Konseling
berfungsi untuk membantu
peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
3.
Pengentasan, yaitu Bimbingan Konseling
berfungsi membantu peserta didik mengentaskan masalah yang dialaminya.
4. Pemeliharaan
dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan
menumbuhkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
5. Advokasi,
yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak atau
kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
Tujuan
yang ingin dicapai oleh Bimbingan Konseling ialah tingkat perkembangan yang
optimal bagi setiap individu sesuai dengan kemampuannya, agar dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, dan
tujuan tersebut terutama tertuju bagi peserta didik sebagai individu yang diberi bantuan. Akan tetapi tujuan bimbingan di sekolah
tidak terbatas bagi peserta didik
saja, melainkan bagi sekolah secara keseluruhan dan bagi masyarakat. Berikut
ini akan diuraikan tujuan bimbingan
dan konseling di sekolah secara
terperinci baik bagi peserta didik, sekolah, guru
maupun orang tua peserta didik.
Tujuan Bimbingan Konseling bagi peserta didik ialah:
a.
Membantu peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman diri sesuai dengan
kecakapan, minat, pribadi,
hasil belajar serta kesempatan yang ada.
b.
Membantu proses sosialisasi dan
sensitivitas kepada kebutuhan orang lain.
c.
Membantu peserta didik untuk
mengembangkan motif-motif intrinsik dalam belajar,
sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti dan bertujuan.
d.
Memberikan dorongan di dalam pengarahan
diri, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
e.
Mengembangkan nilai dan sikap secara
menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri.
f.
Membantu didalam memahami tingkah laku
manusia.
g.
Membantu peserta didik untuk
memperoleh kepuasan pribadi dan dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap
masyarakat.
h.
Membantu peserta didik untuk
hidup dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek.
Tujuan
Bimbingan Konseling bagi sekolah:
a. Menyusun
dan menyesuaikan data tentang peserta
didik
yang bermacam-macam.
b. Sebagai
penengah antara sekolah dan masyarakat
c. Menyelenggarakan
program testing, baik penempatan (placement).
d. Mengadakan
penelitian tentang peserta didik
dan latar belakangnya.
e. Menyelenggarakan
penelitian lanjutan terhadap peserta
didik yang telah meninggalkan sekolah.
Tujuan
pelayanan Bimbingan Konseling bagi guru:
a. Membantu
keseluruhan program pendidikan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh peserta didik.
b. Membantu
dalam memperoleh usaha memahami perbedaan individual serta individualisasi pengajaran,
dalam mencapai penyesuaian antara keunikan individu dengan pendidikan.
c. Membantu
guru dalam hubungan dengan peserta
didik.
d. Membantu
dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program
pendidikan.
e. Membantu
dalam menyesuaikan keunikan individual dengan tuntutan umum sekolah dan
masyarakat.
Tujuan
pelayanan Bimbingan konseling bagi orang
tua peserta didik:
a. Membantu
orang tua dalam menghadapi masalah-masalah hubungan antar manusia dalam
keluarga, terutama yang berhubungan dengan peserta didik.
b. Membantu
dalam memperoleh pengertian tentang masalah peserta didik serta
bantuan-bantuan yang dapat diberikan.
c. Membantu
dalam membina hubungan yang lebih baik antara keluarga dan sekolah, terutama dalam
masalah-masalah yang berkenaan dengan bantuan terhadap
peserta didik.
d. Membantu
memberikan pengertian terhadap program pendidikan pada umumnya.
Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan bimbingan konseling di
sekolah dapat dikatakan
berhasil atau tidak tergantung dari bagaimana pelaksanaan bimbingan itu sendiri.
1.2
Rumusan
Masalah
Dalam Penulisan ini diperlukan adanya penegasan mengenai
masalah-masalah atau hal-hal yang disajikan sehingga masalah tersebut menjadi
jelas dan terarah. Masalah yang akan dibahas penulis dalam hal ini yaitu:
1.
Apa saja bidang
pelayanan bimbingan dan konseling?
2.
Apa saja jenis
pelayanan bimbingan dan konseling?
3.
Bagaimana program
pelayanan bimbingan dan konseling?
4.
Bagaimana tahapan
bimbingan dan konseling di sekolah?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan yakni sebagai berikut:
1.
Untuk memahami bidang
pelayanan bimbingan dan konseling
2.
Untuk mengetahui jenis
pelayanan bimbingan dan konseling
3.
Untuk mengetahui
program pelayanan bimbingan dan konseling
4.
Untuk mengetahui proses
tahapan bimbingan dan konseling disekolah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Fenomena-fenomena
yang sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah masyarakat sering menentukan seorang anak yang belajar
disuatu sekolah dapat dikatakan
berhasil jika ia mendapatkan ijasah dan nilai bagus tanpa memperhatikan bekal
atau keahlian yang dimiliki oleh peserta didik. Tentunya ini adalah suatu
fenomena dari sekian fenomena yang
ada di dunia pendidikan saat ini dan disinilah seorang guru dituntut
untuk lebih terampil dalam menyampaikan suatu metode pembelajarannya.
Upaya
layanan bimbingan dan konseling ini sesungguhnya tidak bisa terlepas
dari kegiatan belajar mengajar disekolah karena dengan adanya bimbingan dan
konseling disekolah siswa dapat mengenal potensi diri dan segala komponen yang
ada dalam dirinya. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik adalah harus tetap berfokus pada
empat jenis layanan bimbingan,
yaitu:
1. Memberikan bimbingan dan konseling
kepada anak didik agar bisa memahami dirinya secara pribadi. Memahami diri secara pribadi ini penting
agar anak didik bisa memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya
agar mereka dapat memperbaiki
kekurangannya dan mengembangkan kelebihan yang dimilikinya ke arah yang lebih
baik. Memahami diri sendiri juga penting bagi anak didik agar ia dapat
menemukan bakat dan minatnya.
Tujuan
dari pelayanan bimbingan dan konseling kepada anak didik agar mereka mampu memahami dirinya secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial
adalah untuk mewujudkan pribadi yang bertakwa, mandiri, dan bertanggung jawab.
Tiga hal ini apabila terwujud dalam pribadi anak didik maka ia akan jauh lebih
mudah dalam menghadapi persoalan hidupnya di masa mendatang.
2.
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota
keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3.
Memberikan
bimbingan kepada anak didik agar senantiasa bisa belajar. Hal ini penting agar mereka bisa menjadi pribadi pekerja
yang produktif. Disinilah sesungguhnya dibutuhkan kesabaran tersendiri bagi
seorang guru pada umunya atau lebih khusus lagi guru bimbingan dan konseling.
Mengapa dibutuhkan kesabaran? Karena cara belajar dan kemampuan anak didik
dalam memahami pelajaran yang sedang dipelajari berbeda antara satu dengan yang
lain. Ada anak yang cepat dapat paham ketika belajar, namun ada pula anak yang
lambat dalam belajar.
Bagi
anak yang tidak mengalami masalah dalam belajar, tentu tidak ada masalah dalam
kegiatan proses belajar mengajar yang diikutinya. Akan tetapi, bagi anak yang
merasakan lambat dalam belajar tentu
ini menimbulkan persoalan tersendiri. Tidak hanya terlambat dalam belajar dan mendapatkan nilai buruk dalam rapor atau
bahkan tidak naik kelas, tetapi anak yang mengalami kelambanan dalam belajar
dan tidak segera mendapatkan bantuan maka akan mengalami masalah psikologis
yang tidak bisa dipandang sepele. Setidaknya ada dua masalah yang akan terjadi
pada anak yang mengalami persoalan dalam belajarnya. Masalah yang pertama
adalah anak didik mengalami minder atau rendah diri di hadapan teman-temannya
atau orang lain. Hal ini bisa terjadi karena anak didik merasa tidak bisa
bersaing atau bahkan menyamai teman-temannya yang bisa mengikuti pelajaran
dengan baik sedangkan masalah yang kedua adalah anak didik justru menutupi
kelemahannya dalam belajar dengan sikap nakal atau memberontak. Oleh karena
itu, hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru, terutama guru
bimbingan dan konseling adalah memberikan perhatian lebih kepada anak didiknya
yang mengalami masalah dalam belajarnya.
4.
Memberikan
bimbingan kepada anak didik untuk menempuh karier atau menata kehidupan di masa
depan yang lebih baik. Hal ini penting karena ada juga anak didik yang bahkan
sama sekali tidak memahami orientasi dari hasil belajarnya sendiri terkait
dengan kehidupannya di masa depan. Berkaitan dengan orientassi kehidupan di
masa depan ini, memang ada yang berpendapat bahwa anak didik tidak perlu
dibebani dengan kehidupan yang belum “jelas” di masa depan. Hal yang paling
penting bagi anak didik adalah kehidupan untuk saat ini mesti dihadapi dengan
baik. Kehidupan untuk saat ini bagi anak didik adalah belajar dengan
sebaik-baiknya dan apabila mereka telah belajar dengan sebaik-baiknya maka
kehidupan di masa depan juga akan baik.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya layanan ini siswa
diharapkan bisa mengukur kemampuan dirinya, sehingga potensinya bisa terungkap. Ketika peserta didik akan melibatkan
dirinya dimasyarakat, penilaian masyarakat tidak lagi hanya berdasarkan pada
nilai yang diraih anak tersebut, tapi langsung kepada life skill yang dimilikinya. Untuk menciptakan ini semua
diperlukan kerjasama yang kuat dari berbagai
pihak terkait, baik guru BK, wali kelas, kepala sekolah, orangtua dan guru sehingga layanan bimbingan dan
konseling akan optimal disetiap
jenjang pendidikan di Indonesia, bisa lebih meningkatkan kualitas pendidikan
dan menghasilkan sumber daya manusia ( SDM ) yang berkualitas.
2.2
Jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Ada
beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada anak didik
di sekolah. Layanan yang pertama adalah layanan orientasi. Layanan orientasi
diberikan kepada anak didik yang memasuki lingkungan sekolah, baik itu untuk
anak didik yang baru kelas awal atau anak didik yang baru masuk karena pindahan
dari sekolah lain. Layanan orientasi ini juga diberikan kepada semua anak didik
apabila ada guru baru atau bahkan sarana dan prasarana yang baru dimiliki oleh
sekolah. Sebagai tindak lanjut dari layanan orientasi, bimbingan dan konseling
di sekolah hendaknya memberikan layanan informasi. Tujuan diadakan layanan
informasi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada setiap anak didik
tentang berbagai hal yang diperlukan dalam rangka proses belajar mengajar di
sekolah. Informasi terkait dengan proses belajar mengajar ini meliputi
informasi tentang peralatan apa saja yang dibutuhkan, tujuan dari belajar atau
hasil yang ingin dicapai, cara belajar yang efektif, segala sesuatu yang
berkaitan dengan cara berkomunikasi dan kehidupan secara sosial dan budaya, maupun
berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan.
Berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan hendaknya bisa
dipahami oleh anak didik dengan baik. Sebab keberadaan anak didik di sekolah
sesungguhnya adalah menempuh sebuah proses penting yang bernama pendidikan.
Oleh karena itu, disamping layanan informasi, anak didik hendaknya juga mendapatkan
layanan bimbingan belajar dari program bimbingan dan konseling yang ada di
sekolah. Layanan bimbingan belajar sangat perlu diadakan dalam rangka membantu
anak didik mengatasi masalah belajarnya sehingga dapat belajar dengan lebih efektif.
Hal ini sangat penting sekali agar anak didik dapat mencapai tujuan belajar
yang telah direncanakan dalam proses belajar mengajar.
Layanan yang dapat
diberikan oleh bimbingan dan konseling kepada anak didik dapat dilakukan secara
individual maupun kelompok. Layanan bimbingan dan konseling secara individual
diberikan kepada anak didik yang membutuhkan konselingan secara khusus. Hal ini
perlu dilakukan karena ada anak didik yang mempunyai cara belajar dan model
yang berbeda dengan teman-temannya. Layanan bimbingan dan konseling dapat pula
diberikan secara kelompok apabila sekelompok anak didik mempunyai permasalahan
yang serupa. Misalnya, layanan yang diberikan kepada sekelompok anak didik yang
akan menghadapi sebuah perlombaan atau sekelompok anak didik yang terlibat
perkelahian.
Jenis
layanan bimbingan dan konseling selanjutnya yang dapat diberikan kepada anak
didik di sekolah adalah layanan penempatan dan penyaluran. Layanan ini
dilakukan untuk memberikan bantuan kepada anak didik agar dapat menempati
lingkungan yang sesuai agar potensi yang dimilikinya dapat berkembang secara
optimal. Penempatan anak didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya ini
termasuk menempatkan ke dalam kelompok belajar, pemilihan kegiatan
ekstrakulikuler yang diikuti, atau pengayaan pada bidang studi tertentu sedangkan
bimbingan penyaluran, misalnya penyaluran ke jurusan atau program studi yang
sesuai dengan potensi dan cita-cita anak didik, penyaluran untuk melanjutkan
studi, atau bahkan penyaluran pada karier yang sesuai dan diinginkan.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan
pendidikan hendaknya dapat dipahami oleh anak didik dengan baik. Sebab, keberadaan
anak didik di sekolah sangat penting. Oleh karena itu anak didik juga
mendapatkan layanan bimbingan belajar dari program bimbingan dan konseling yang
ada di sekolah. Layanan bimbingan belajar ini sangat perlu diadakan dalam
rangka membantu anak didik mengatasi masalah belajarnya sehingga dapat belajar
dengan lebih efektif.
2.3
Program Layanan Bimbingan dan Konseling
a).
Program Testing
Kegiatan program testing dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip :
1.
Bahwa setiap anak akan
belajar dan bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kemampuan ini harus
diketahui oleh sekolah, agar murid dapat mencapai hasil yang maksimal dari
kegiatan belajarnya.
2.
Ada perbedaan
individual antara peserta didik dalam aspek-aspek bakat, inteligensi, sikap dan
minat.
3.
Guru akan akan
menghadapi peserta didik yang relatif berbeda dari tahun ke tahun.
Atas dasar ketiga prinsip tersebut, maka
program testing merupakan langkah penting, terutama dalam pegumpulan data untuk
mengetahui kemampuan anak didik. Program penyesuaian dalam testing dapat
dilaksanakan pada awal tahun, pertengahan atau pada akhir tahun. Atas
dilaksanakan secara insidentil, sesuai dengan kebutuhan.
Pada umumnya testing diselenggarakan pada
awal tahun karena dari hasil testing itulah kemudian dibuat rencana bimbingan
bagi peserta didik.
Tujuan program testing adalah sebagai berikut :
1.
Untuk keperluan seleksi,
yaitu mendapatkan peserta didik yang memiliki potensi yang sesuai dengan
tuntutan sekolah.
2.
Untuk menempatkan peserta
didik sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam program pendidikan pada
umumnya.
3.
Untuk pelaksanan kegiatan sehari-hari.
Sedangkan dalam hal-hal yang harus
diperoleh dengan program testing antara lain: hasil belajar dalam berbagai mata
pelajaran, inteligensi, bakat, minat, kepribadian, sikap dan kebiasaan.
b). Program Orientasi
Tujuan
program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada peserta didik
tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya. Dengan
pengenalan itu diharapkan agar peserta didik dapat memperoleh penyesuaian diri
dalam situasi pendidikan yang dihadapinya.
Pada umumnya kegiatan orientasi ini
dilakukan pada awal tahun dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
berorientasi terhadap masalah-masalah seperti: Lingkungan sekolah, staf
sekolah, organisasi sekolah, tata tertib sekolah, kurikulum, cara-cara belajar
yang baik, masalah-masalah administrasi, dan sebagainya.
Pelaksanaan program orientasi dapat
dilaksanakan dengan mempergunakan teknik-teknik: ceramah, diskusi, observasi, demonstrasi,
rekreasi, pertemuan-pertemuan, karya wisata, dan program home-room.
c). Program Pengumpulan Data
Tujuan program ini ialah untuk memperoleh
keterangan atau informasi tentang peserta didik selengkap mungkin. Program ini
merupakan pelengkap dari program
testing. Pelaksanaannya dapat dilakukan pada awal tahun, pertengahan tahun,
akhir tahun, atau secara insidentil, sesuai dengan kebutuhan. Adapun mengenai
jenis data, sumber data dan alat pengumpul data sudah dibicarakan dalam masalah
jenis-jenis pelayanan bimbingan.
d) Program Penyuluhan
Tujuan program ini ialah untuk memberikan
bantuan kepada individu atau peserta didik yang mengalami kesulitan pribadi.
Tujuan dari program ini ialah membantu peserta didik agar berada dan menempati
posisi yang sesuai dengan keadaan dirinya. Pada awal tahun program penempatan
terutama diarahkan pada penempatan kelas, jurusan dan kelompok-kelompok khusus.
Secara ideal program ini merupakan
tanggung jawab konselor dengan bantuan personel-personel bimbingan lain.
Program penyuluhan ini dapat dilaksanakan secara berencana atau sewaktu-waktu
sesuai dengan kebutuhan.
e) Program Penempatan
Pada pertengahan tahun diadakan penyesuaian penempatan, sesuai dengan kemajuan yang telah diperoleh dan sesuai dengan rencana
selanjutnya. Demikian pula pengelompokan dalam kelompok-kelompok khusus,
seperti kelompok belajar, rekreasi, dan kegiatan ekstrakulikuler.
f). Program Follow-ap dan Evaluasi
Program ini didasarkan atas prinsip bahwa
sekolah tetap mempunyai tanggung jawab terhadap berhasil atau tidaknya peserta
didik yang telah menamatkan sekolahnya. Untuk itu sekolah harus mengetahui
sampai sejauh manakah peserta didik telah berhasil atau gagal dalam masyarakat.
Data tentang hal tersebut sangat bermanfaat untuk :
(1). Mengetahui efisiensi kurikulum
(2). Efisiensi sistem pendidikan sekolah
(3). Efisiensi program bimbingan yang telah
dilaksanakan
(4). Program-program yang akan ditempuh
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa program pelayanan bimbingan dan konseling dapat mengetahui
setiap anak akan belajar dan bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Kemampuan ini harus diketahui oleh sekolah agar peserta didik dapat mencapai
hasil belajar yang maksimal dari kegiatan belajarnya. Program ini didasarkan
atas prinsip bahwa sekolah tetap mempunyai tanggung jawab terhadap berhasil
atau tidaknya peserta didik yang telah tamat sekolah.
2.4 Tahapan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Memberikan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilakukan dengan
langkah-langkah yang tepat. Hal ini penting agar efektifitas layanan bimbingan
dan koseling dapat mencapai keberhasilan, terutama dalam membantu anak didik
dalam proses belajar mngajar. Menurut Munasik, dalam buku peran guru dalam proses bimbingan konseling, berikut adalah tahapan
atau langkah-langkah yang dapat diikuti dalam pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah.
1.
Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi
masalah ini adalah langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan bagi seorang
guru bimbingan dan konseling yang ingin berhasil dalam memberikan bantuan
kepada anak didiknya. Pada langkah ini, hal yang harus diperhatikan oleh
seorang guru atau konselor adalah mengenal gejala-gejala awal dari suatu
masalah yang sedang dihadapi oleh anak didik. Gejala-gejala awal ini biasanya
dapat diketahui dari tingkah laku yang berbeda atau menyimpang dari kebiasaan
yang sebelumya dilakukan oleh anak didik. Setelah data-data dari tahapan
mengidentifikasi masalah dikumpulkan, selanjutnya diadakan evaluasi untuk
menemukan pikiran masalah yang sedang dihadapi oleh anak didik tersebut.
2.
Melakukan Diagnosis
Setelah
masalah dapat diidentifikasi, pada langkah diagnosis ini adalah menetapkan
masalah tersebut berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab
timbulnya masalah pada diri anak didik. Hal yang paling penting dari tahapan
diagnosis ini adalah kegiatan pengumpulan data mengenai hal yang melatarbelakangi
atau menyebabkan gejala yang terjadi
3. Menetapkan Pragnosis
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, pragnosis
adalah ramalan tentang peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang berhubungan
dengan penyakit atau penyembuhan setelah operasi. Dalam konteks bimbingan dan konseling, pragnosis adalah merencanakan
tindakan pemberian bantuan kepada anak didik setelah dilakukan tahapan
diagnosis dari masalah yang terjadi. Dalam tahapan pragnosis ini, seorang guru
bimbingan dan konseling menetapkan alternatif tindakan bantuan yang akan
diberikan kepada anak didiknya. Pragnosis ini ditetapkan berangkat dari
diagnosis atas masalah yang sedang dihadapi anak didik. Hal penting yang tidak
boleh dilupakan dalam menetapkan pragnosis ini adalah seorang guru bimbingan
dan konseling harus menawarkan alternatif layanan kepada orang tua dan sang
anak didik sendiri untuk diberikan pelayanan bimbingan dan konseling.
4.
Pemberian Bantuan
Langkah
pemberian bantuan ini dilakukan dengan berbagai pendekatan dan teknik pemberian bantuan agar tindakan
yang dilakukan guru bimbingan dan konseling efektif dalam mencapai
keberhasilan. Pemberian bantuan bimbingan dan konseling kepada anak didik biasanya
tidak dilakukan hanya sekali atau dua kali pertemuan saja. Namun apabila dalam
memberikan bantuan seorang guru bimbingan dan konseling mengalami kendala tidak
bisa menyelesaikan masalah karena terlalu sulit atau rumit, pemberian bantuan
bisa dialihkan ke pihak lain.
5.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pelayanan
bimbingan dan konseling pada anak didik disekolah yang baik harus ada evaluasi.
Tanpa adanya evaluasi akan sulit pelayanan bimbingan dan konseling mencapai
keberhasilan. Evaluasi ini dilakukan setelah guru bimbingan dan konseling serta
anak didik melakukan beberapa kali pertemuan. Sedangkan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada diri anak didik setelah beberapa kali diadakan
pertemuan bimbingan dan konseling terkait dengan kemampuanya dengan belajar,
observasi dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sendiri dan beberapa guru
lainya. Tujuan diadakan observasi dan wawancara kerumah sang anak didik ini
juga untuk mengetahui apakah ada perkembangan positif pada sikap anak didik
setelah beberapa kali diadakan pertemuan bimbingan dan konseling disekolah.
Beberapa data yang didapatkan, baik data primer maupun sekunder, digunakan
untuk mengevaluasi bimbingan dan konseling yang telah dilakukan kepada anak
didik.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi dapat dilakukan ditengah
proses bimbingan dan konseling atau setelah
proses pemberian bantuan dinyatakan berhasil. Kapanpun evaluasi dilakukan, satu
hal yang penting untuk dilakukan adalah tindakan lanjutan agar anak didik yang
diberikan bantuan dapat mencapai keberhasilan. Apabila anak didik telah
dinyatakan berhasil dalam bimbingan dan konseling, tindak lanjut bimbingan dan
konseling tersebut tetap perlu dilakukan, yaitu memantau anak didik agar
semakin meningkatkan kemampuanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa bimbingan
dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Prinsip dari bimbingan konseling sendiri yaitu berkenaan dengan sasaran
layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta
tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Sedangkan Asas bimbingan dan konseling
menganut diantaranya: asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan,
kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih
tangan kasus, dan tut wuri handayani.
Bidang, jenis, program serta tahapan layanan bimbingan dan konseling
merupakan suatu satu kesatuan dari adanya beberapa layanan yang ada dalam
bimbingan dan konseling. Dimana dalam bidang pelayanan terdapat empat jenis
layanan yang harus diperhatikan oleh guru terhadap peserta didik agar peserta
didik dapat mengenal potensi diri dan segala komponen yang ada dalam dirinya.
Hal lain yang merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling adalah jenis
layanan yang mempunyai tujuan untuk memberikan pemahaman kepada setiap anak
didik tentang berbagai hal yang diperlukan dalam rangka proses belajar mengajar
disekolah. Hal ini sangat penting agar anak didik dapat mencapai tujuan belajar
yang telah direncanakan dalam proses belajar mengajar.
3.2 Saran
1. Saran untuk sekolah, seharusnya setiap
sekolah harus memiliki program bimbingan dan konseling dengan baik agar
kegiatan sekolah bisa berlangsung lebih efisien.
2. Saran untuk guru, khususnya untuk guru
bimbingan dan konseling sebaiknya bisa menjadi sahabat yang baik bagi anak
didiknya sehingga anak didiknya tidak merasa takut untuk menceritakan masalah
yang dihadapinya. Selain itu, guru bimbingan dan konseling juga harus bisa
memotivasi peserta didik untuk bisa menjadi lebih berprestasi dalam hal
akademik maupun non akademik. Sedangkan bagi guru umum, sebaiknya dapat membantu
guru bimbingan dan konseling dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
peserta didik.
3. Saran untuk siswa, sebaiknya siswa dapat
mengerti peran bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu diantaranya menerima
saran penyelesaian kasus khusus yang terjadi di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar