BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan
kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari
pekerjaan otak. Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai
kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan
penalaran dan pemecahan masalah dengan perkembangannya kemampuan kognitif ini
akan memudahkan anak menguasai kemampuan umumyang lebih luas, sehingga anak
mampu menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat
dan lingkungan sehari-hari.Perkembangan kreatifitas menghasilkan bentuk-bentuk dan
ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana
ketahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur
tapi pasti, melalui suatu tahap ke tahap berikutnya, yang kian hari kian
bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kreatifitas, nilai kreativitas dan identifikasi kreatifitas?
2. Bagaimana peranan keluarga, sekolah danmasyarakat dalam mengembangkan kreativitas?
3. Apa saja kendala dan bahaya kreativitas dan upaya mengatasi hambatan kreativitas?
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kreatifitas, nilai kreativitas dan identifikasi kreatifitas?
2. Bagaimana peranan keluarga, sekolah danmasyarakat dalam mengembangkan kreativitas?
3. Apa saja kendala dan bahaya kreativitas dan upaya mengatasi hambatan kreativitas?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pengertian kreativitas, nilai kreativitas danidentifikasi kreativitas?
2. Menjelaskan peranan keluarga, sekolah dan masyarakat terhadap kreativitas?
3. Menjelaskan kendala, bahaya dan upaya mengatasi hambatan kreativitas?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pengertian kreativitas, nilai kreativitas danidentifikasi kreativitas?
2. Menjelaskan peranan keluarga, sekolah dan masyarakat terhadap kreativitas?
3. Menjelaskan kendala, bahaya dan upaya mengatasi hambatan kreativitas?
PERKEMBANGAN KREATIVITAS
Kreativitas tidak
muncul dalam kehampaan, karena semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak maka
akan semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.Melalui eksperimentasi
dalam bermain, anak-anak menemukan bahwa merancang sesuatu yang berbeda dapat
menimbulkan kreativitas.
2.1 Pengertian
Kreativitas
Kreativitas
merupakan salah satu istilah yang sering digunakan meskipun merupakan yang
taksa (ambiguous) dalam penelitian psikologi masa kini. Salah satu artikreativitas
menekankan pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Kebanyakan orang menganggap
bahwa kreativitas dapat dinilai melalui hasil atau apa saja yang diciptakan
oleh seseorang. Akan, tetapi kreativitas tidak selalu membuahkan hasil yang
dapat dinilai dan diamati. Sebagai contoh, pada saat melamun, seseorang
merancang sesuatu yang baru dan berbeda, tetapi hanya pelamun itu sendiri yang
mengetahui.
Dengan
demikian kreativitas harus dianggap sebagai suatu proses adanya sesuatu yang
baru, apakah itu gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang baru
dihasilkan. Penekanan pada tindakan menghasilkan ketimbang pada hasil akhir. Sekarang
telah diketahui bahwa semua kreativitas mempunyai tujuan, walaupun tujuan itu
mungkin tidak lebih dari kesenangan langsung yang diperoleh orang itu dari
berbagai kegiatan. Semua kreativitas mencakup gagasan atau produk lama dalam
bentuk baru, tetapi yang lama merupakan bentuk dasar bagi yang baru.
Selanjutnya
keunikan merupakan prestasi yang sifatnya pribadi, namun belum tentu merupakan
prestasi yang universal. Sebagai contoh, orang dapat menjadi kreatif mereka
menghasilkan sesuatu yang belum pernah mereka hasilkan sebelumnya, walaupun hal
itu sudah pernah dihasilkan dalam bentuk dan hasil yang hampir sama atau bahkan
sangat serupa oleh orang lain.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya
baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Kreativitas dapat berupa
kegiatan imajinasi atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya mencakup
pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman
sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama kesituasi baru dan mungkin mencakup
pembentukan korelasi baru. Kreativitas harus mempunyai maksud dan tujuan yang
ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan
lengkap atau berupa dalam bentuk produk seni, kesusastraan, produk ilmiah atau
mungkin berbentuk procedural atau metodelogis.
2.2 Nilai Kreativitas
Kretivitas
populer tentang nilai kreativitas yang berpusat pada apa yang dihasilkan orang
kreatif bagi keuntungan dan kesenangan kelompok sosial dan bagi kemajuan
sosial. Nilai kreativitas bagi orang yang kreatif sering hampir sama sekali
diabaikan. Sebagai contoh kreativitas memberikan anak-anak kesenangan dan
kepuasan pribadi yang sangat besar yang
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya.Salah satu nilai
kreativitas penting yang sering dilupakan adalah sumbangannya pada
kepemimpinan. Pada setiap tingkatan usia pemimpin harus menyumbangkan sesuatu
kepada kelompok yang penting artinya bagi anggota kelompok. Misalnya sumbangan
dalam bentuk usulan dengan peran dan tanggung jawab terhadap kelompok.
Nilai kreativitas sangat berharga karena itu
semakin kreatif seseorang semakin besar sumbangannya pada kelompok sosial dan
semakin bahagia dalam penyesuain diri. Terlalu kreatif mungkin membuat orang
menjadi pemimpin yang praktis yaitu dengan membuat mereka mencoba menciptakan
secara mental tetapi tampaknya tidak pernah mampu mewujudakan mimpinya secara
praktis yang akan menguntungkan dirinya atau kelompok sosial. Akibatnya mereka tidak
pernah mencapai apa yang sebetulnya mereka mampu melakukannya. Ini akan
menimbulkan perasaan gagal yang membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial.
Berdasarkan uraian
tentang nilai kreativitas diatas dapat disimpulkan bahwa nilai kreativitas
sangat berharga, karena semakin kreatif
seseorang pada kelompok sosial maka semakin bahagia pula dalam penyesuaian diri
pada lingkungannya. Nilai kreativitas yang utama terletak pada hasil atau
manfaat dari kreativitas yaitu keuntungan, kesenangan, dan kemajuan social.
2.3 Penemuan Kreativitas
Dimasa masa lampau orang kreatif hanya ditemukan setelah mereka
menghasilkan sesuatu yang orisinal. Seperti: film. Komposisi music, atau
penemuan lainnya. Dengan pengetahuan kita sekarang mengenai bagaimana kemampuan
untuk menjadi kreatif yang umumnya dikenal sebagai bakat. Dapat dipupuk atau
dibekukan oleh pengaruh lingkungan. Pada kenyataanya orang yang kreatif
menghasilkan sesuatu yang pantas dihargai. Akibatnya pada saat ini minat seseorang
dipusatkan pada cara menemukan potensi diri dan dapat diberi kesempatan untuk
berkembang. Menemukan potensi kreativitas terbukti merupakan tugas yang sangat
sulit. Dalam upaya mencarinya, usaha yang dilakukan diarahkan pada penyusunan
tes yang dapat mengukur kreativitas atau beberapa aspeknya.
Pada tes visual kreativitas, diberikan pola atau
gambar garis pada anak dan imajinasinya dinilai dengan melihatapa arti gambar
tersebut bagi mereka. Salah satu alasan mengapa tes seperti itu kurang berhasil
ialah karena kreativitas merupakan konsep yang tidak begitu jelas. Apakah
hal-hal yang dites tersebut merupakan kreativitas atau merupakan kemampuan lain.
Selanjutnya kritik mengenai tes tersebut itu menyatakan bahwa tes tersebut
tidak selalu memenuhi persyaratan rancangan eksperimen yang ketat.
Berdasarkan uraian
tentang penemuan kreativitas dapat disimpulkan bahwa dengan pengetahuan kita
sekarang, mengenai bagaimana kemampuan untuk menjadi kreatif yang umumnya
dikenal sebagai bakat. Dapat dipupuk atau dibekukan oleh pengaruh lingkungan.
Pada kenyataanya orang yang kreatif menghasilkan sesuatu yang pantas dihargai.
Akibatnya pada saat ini minat seseorang dipusatkan pada cara menemukan potensi
diri dan diberi kesempatan untuk berkembang.
2.4
Identifikasi Dan Pengukuran Kreativitas
Pengukuran
kreativitas ialah untuk mengidentifikasi potensi kreatif, karena kreativitas
begitu bermakna dalam hidup. Berikut ini macam-macam identifikasi dan
pengukuran kreativitas:
2.4.1 Macam-MacamIdentifikasi:
Terdapat beberapa macam
identifikasi yaitu sebagai berikut:
1.
Identifikasi Anak Berbakat Kreatif
Tes kreativitas paling sering digunakan untuk mengidentifikasi
siswa berbakat kreatif dalam program anak berbakat. Kebanyakan program anak
berbakat berasaskan bahwa siswa keatif perlu diidentifikasi dan kreativitas
perlu diajarkan.Dalam seleksi siswa kreatif untuk mendapat tingkat kepercayaan
yang tinggi, sebaiknya menggunakan dua sumber untuk mengukur kreativitas.
Misalnya dengan tes kreativitas tapi juga dengan penilaian dari guru mengenai
tingkat kreativitas anak. Jika anak mencapai skor tinggi pada kedua criteria
tersebut, berarti anak itu benar-benar kreatif.
2.
Penelitian
Penelitian membantu kita
memahami perkembangan kreativitas. Tes kreativitas dalam penelitian dapat
digunakan dengan 2 cara, pertama untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif dan
membandingkan mereka dengan orang-orang biasa. Kedua, tes kreativitas dalam
penelitian dapat digunakan untuk menilai dampak pelatihan kreativitas terhadap
kekreatifan peserta.
3.
Konseling
Tes kreativitas dapat juga digunakan
untuk bimbingan dan konseling siswa. Konselor atau psikolog sekolah di sekolah
dasar dan menengah memerlukan informasi mengenai seorang siswa yang dikirim
karena sikapnyayang apatis, tidak kooperatif, berprestasi kurang, atau karena
ada masalah lain.Tes kreativitas dapat membantu konselor, guru, orang tua, dan
siswa sendiri untuk mengenali dan memahami bakat kreativitas yang terpendam.
Informasi ini memungkinkan guru untuk merancang kegiatan yang menantang dan
menarik bagi siswa yang kreatif.
Berdasarkan
uraian tentang identifikasi kreativitas terdapat 3 macam identifikasi yaitu:
1. Identifikasi anak berbakat
2. Penelitian, dan
3. Konseling
2.4.2Jenis
Alat untuk Mengukur Potensi Kreatif
Potensi
kreatif dapat diukur mulalui beberapa pendekatan yaitu:
1.
Tes yang Mengukur Kreativitas Secara Langsung
Sejumlah tes kreativitas telah
disusun dan digunakan, diantaranya tes dari Torrance untuk mengukur pemikiran
kreatif yang mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural. Tes ini digunakan
pertama kali oleh Utami Munandar dalam penelitian disertasinya guna
membandingkan ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas figural.
2.
Tes yang Mengukur Unsur-Unsur Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi
dimensional, terdiri dari berbagai dimensi yaitu dimensi kognitif (berpikir
kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dimensi psikomotor
(ketrampilan kreatif). Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori,
seperti dimensi kognitif dari kreativitas,berfikir divergen,mencakup antara
lain: kelancaran, kelenturan dan orisinalitas dalam berpikir, kemampuan untuk
merinci (elaborasi) dan lain-lain.
3.
Tes yang Mengukur Ciri Kepribadian kreatif
Dari berbagai hasil
penelitian ditemukan paling sedikit 50 ciri kepribadian yang berkaitan dengan
kreativitas. Dari ciri-ciri ini disusun dengan skala yang dapat mengukur sejauh
mana seseorang memiliki ciri-ciri tersebut. Beberapa tes untuk mengukur ciri-ciri
khusus, diantaranya ialah:
a. Tes mengajukan pertanyaan
b. Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukan dampak pengambilan
resiko terhadap kreativitas
c. Tes Figure preference yang menunjukan preferensi untuk
ketidakaturan sebagai salah satu ciri kepribadian kreatif
d. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang
mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.
4.
Pengukuran Potensi Kreatif secara Non-Test
Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk
mengukur kreativitas, dirancang beberapa pendekatan alternatif :
a.
Daftar Periksa (Checklist)
dan Kuesioner
b.
Dartar Pengalaman
5.
Pengamatan Langsung terhadap Kinerja Kreatif
Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi
tertentu, tampaknya merupakan teknik yang paling absah, tetapi memakan waktu
dan dapat pula bersifat subjekt
Berdasarkan uraian
jenis jenis alat untuk mengukur potensi kreativitas dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu:
1. Tes
yang mengukur kreativiassecara langsung.
2. Tes
yang mengukur unsure-unsur kreativitas.
3. Tes
yang mengukur ciri kepribadian kreatif.
4. Pengukuran
potensi kreatif secara non-tes.
5. Pengematan
langsung terhadap kinerja kreatif.
BAB
III
LINGKUNGAN
YANG MERANGSANG PERKEMBANGAN BAKAT KREATIVITAS
Pada
dasarnya setiap anak memiliki potensi untuk kreatif, walaupun tingkat
kreativitasnyaberbeda-beda. Kreativitas, seperti halnya setiap potensi lain,
perlu diberi kesempatan danrangsang oleh lingkungan untuk berkembang.
Perkembangkan kreativitas anak bukan hanyadipengaruhi oleh lingkungan psikis
saja, tetapi lingkungan fisik juga memiliki andil yang cukupbesar. Ruang
interior sebagai salah satu lingkungan fisik dapat berperan sebagai pendorong
atau“press” untuk mengembangkan kreativitas anak, sebagai stimuli
eksternal
Berikut ini beberapa peranan lingkungan
fisik pada perkembangan kreativitas:
3.1
Peranan Lingkungan Keluarga Dalam
Mengembangkan bakat dan kreativitas
Pada
modelnya tentang Persimpangan Kreativitas, Amabile menekankan bahwa
keberhasilan dalam perwujudan kreativitas ditentukan oleh tiga faktor yang
saling berkait, dan titik pertemuan antara ketiga faktor inilah yang menentukan
keunggulan kreatif, yaitu pertama ketrampilan dalam bidang tertentu,
ketrampilan berpikir dan bekerja kreatif dan motivasi intrinsic. Amabile
mencontohkan ciri-ciri motivasi intrinsic (motivasi batin atau motivasi yang
tumbuh dari dalam) dan ciri-ciri motivasi ekstrinsik (motivasi yang ditimbulkan
ddari luar oleh lingkungan).
Penelitian
Dacey(1989) membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat
kreatif, dengan keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini
menunjukkan peran besar dari lingkungan
keluarga, pada keluarga dengan remaja kreatif, tidak banyak aturan
diberlakukan dalam keluarga dibandingkan keluarga yang biasa. Banyak diantara
remaja yang kreatif pernah mengalami masa krisis atau trauma dalam hidup
mereka. Humor juga merupakan ciri yang sering tampil dalam keluarga kreatif.
Lebih dari separuh remaja yang tinggi kreatifnya ada pada keluarga dimana salah
seorang dari orang tua dinilai sangat kreatif. Keluarga kreatif lebih sering
pindah rumah dan penataan rumahnya pun berbeda dari rumah pada umumnya. Orang
tua menemukantanda-tanda kekreatifan anak sudah ada pada usia dini dan mereka
mendorong dan memberi banyak kesempatan untuk mengembangkan bakat anak.
Banyak dari orang tua
yang kreatif mempunyai hobi yang dikembangkan disamping karier mereka. Orang
tua dan anak dari keluarga kreatif sama-sama berpendapat bahwa peranan sekolah
tidak penting dalam pengembangan kretivitas anak. Tetapi remaja kreatif
cenderung untuk bekerja lebih keras dari pada teman mereka. Agaknya dominasi
dari belahan otak kanan (yang diasumsikan dengan fungsi-fungsi kreatif) lebih kuat pada kelompok remaja yang kreatif.
Dalam studi ini tidak tampak perbedaan antara jenis kelamin dalam skor
kreativitas.
Cara pengasuhan ibu yang bersifat
mengembangkan kreativitas anaknya memang sangatlah efektif, dan ciri-ciri orang tua yang memupuk kreativitas
anak ialah:
a. Memberi
lebih banyak kebebasan pada anak
b. Menghormati keunikan anak
c.
Mempunyai hubungan emosional yang tidak menyebabkan ketergantungan
d.
Orang tua lebih menghargai prestasi
dibandingksn dengan angka semata-mata
e. Orang
tua itu sendiri aktif,mandiri dan menghargai kreativitas anak
f.
Serta menjadi model bagi anak
Pada kasus kedua lebih menampilkan orang tua yang
anak berbakatnya dalam keadaan kurang menguntungkan karena kondisi sosial ekonomis
orang tuanya. Karena kurang pemahaman orang tua seperti sering terjadi di
Indonesia, mereka lebih mementingkan perkembangan skolastik dan daya ingat dari
pada imajinasi dan kreativitas anak.
Berdasarkan uraian tentang peran
keluarga dalam mengambangkan bakat dan kreativitas dapat disimpulkan bahwasikap
orang tua yang memupuk kreativitas anak sangat berbeda dari sikap orang tua
yang tidak menunjang pengembangan
kreativitas anak.Penting pula peranan kelompok orang tua anak berbakat sebagai program
pendukung anak berbakat di sekolah, dan dapat membantu mengajar jika memiliki
keahlian tertentu.
3.2.Peran
Sekolah Dalam Mengembangkan Kreativitas
Pada masa anak-anak,
banyak orang yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak.
Mereka mempunyai peranan yang besar dalam perwujudan potensi anak. Lebih tepat jika
kita menggunakan istilah fasilitator, karena bagi anak berbakat dan kreatif
guru atau sekolah hendaknya lebih berfungsi sebagai fasilitator belajar dari pada sebagai
instruktur semata-mata. Istilah fasilitator menunjukkan bahwa sekolah memiliki
tanggung jawab akhir untuk belajar dalam menemukan potensi dirinya. Namun,
fasilitator membantu dan memudahkan anak dalam proses pengembangan dan
perwujudan diri, yang dapat menjadi fasilitator anak berbakat bukan hanya guru
di sekolah. Seperti halnya Einstein tidak pernah dapat mewujudkan potensinya
sehingga mencapai keunggulan, andaikata ia tidak mempunyai seorang paman yang
melibatkannya dalam permainan matematika ketika Einstein masih anak.Biasanya
bukan hanya satu fasilitator yang berperan dalam perwujudan potensi anak, akan
tetapi beberapa orang yang berpengaruh terhadap belajarnya anak, disamping
faktor kesempatan dalam hidup.
Memupuk keunggulan berarti membantu
anak untuk mewujudkan kemampuan
potensial mereka, untuk ini diperlukan pelayanan khusus dan guru yang memiliki
karakteristik khusus dan mendapat pelatihan khusus. Juga diperlukan guru yang
dapat memahami karakteristik, tujuan dan sasaran belajar.
Ada beberapa macam ciri karakteristik guru yaitu:
1. Karakteristik
Filosofis perlu dipertimbangkan dalam seleksi guru . Sebagai contoh, seorang
kepala sekolah mengusulkan rencana membuat kelas khusus untuk anak berbakat
dalam matematika dan bahasa, yang meliputi baik pengayaan (enrichment) maupun
percepatan (akselerasi).
2. Karakteristik
profesional dari guru dapat dikembangkan melalui pelatihan dalam jabatan
(in-service training) seperti kemampuan untuk mempergunakan keterampilan
dinamika kelompok, teknik, dan strategi yang maju (advanced) dalam mata ajaran
tertentu, memberikan pelatihan in-quiry, dan memahami ilmu komputer.
3. Karakteristik
pribadi guru anak meliputi motivasi,
kepercayaan diri, rasa humor, kesabaran, minat luas, dan kelepturan
(fleksibiliti).
Dari
ciri-ciri tersebut di muka, seperti fleksibilitas, dan orisinalitas, nyata
bahwa guru anak berbakat perlu memiliki kreativitas agar dapat memberi
tantangan dalam mengajar anak berbakat, serta dapat pula mengembangkan
kreativitas siswa. Pelatihan dalam Jabatan dapat diberikan oleh sekolah, yayasan,
dan sebagainya, dan berbeda dari program bergelar dalam hal bahwa pelatihan
dalam jabatan lebih memberikan pengalaman dengan tujuan-tujuan khusus.
Tujuan-tujuan ini meliputi topik-topik seperti keterampilan berfikir tingkat
tinggi, komunikasi, dan keterampilan berpikir kreatif, pengembangan
keterampilan kepemimpinan, teknik untuk bekerja dengan anak berbakat yang
berprestasidipelatihan dalam jabatan dapat diberikan pada masa liburan sekolah
atau pada hari-hari tertentu sesudah jam belajar.
Pada
tahap untuk membangkitkan kreativitas di Sekolah, Guru mempunyai dampak yang
besar tidak hanya pada prestasi pendidikan anak, tetapi juga pada sikap anak
terhadap sekolah dan terhadap belajar pada umumnya. Guru juga dapat melumpuhkan
rasa ingin tahu alamiah anak, merusak motivasi, harga diri, dan kreativitas
anak. Bahkan guru-guru yang sangat baik atau yang sangat buruk dapat
mempengaruhi anak lebih kuat daripada orangtua. Karena guru lebih banyak
kesempatan untuk merangsang atau menghambat kreativitas anak daripada orang
tua. Guru mempunyai tugas mengevaluasi pekerjaan, sikap, dan perilaku anak.
Pada
istilah model titik pertemuan kreativitas menurut Amabile (1989), guru dapat
melatih keterampilan bidang pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang
khusus, seperti bahasa, matematika, atau seni. Pada umumnya orang melihat ini
sebagai pekerjaan dan tugas guru. Guru juga dapat mengajar keterampilan kreatif
, cara berpikir menghadapi masalah secara kreatif, atau teknik-teknik untuk
memunculkan gagasan orisional. Keterampilan seperti ini dapat diajarkan secara
langsung, tetapi paling baik disampaikan melalui contoh. Pada kenyataannya guru
tidak dapat mengajarkan kreativitas, tetapi ia dapat memungkinkan kreativitas
muncul, memupuknya, dan merangsang pertumbuhannya. Seorang guru yang mendorong
otonomi anak menggunakan pendekatan memberikan gagasan,saran,dan bimbingan,
tetapi tidak memberikan jawaban dan petunjuk eksplisit maka menghasilkan anak
yang kreatif. Untuk menumbuhkan kreativitas, guru perlu memiliki falsafah
mengajar guna mendorong kreativitas anak, di antaranya guru perlu menanamkan
pada anak bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan, anak perlu merasa
nyaman di dalam kelas dan tidak ada tekanan dan ketegangan, anak harus menjadi pelajar
yang aktif sehingga perlu didorong untuk membawa pengalaman dan gagasan mereka
dalam kelas dan pengalaman belajar hendaknya selalu dekat dengan dunia nyata.
Pada
kegiatan sehari-hari dapat digunakan sejumlah strategi yang dapat meningkatkan
kreativitas, pertama , memberikan umpan balik yang berarti daripada evaluasi
yang abstrak dan tidak jelas. Kedua, melibatkan siswa dalam menilai pekerjaan
mereka sendiri dan belajar dari kesalahan. Ketiga, penekanannya hendaknya
terhadap “Apa yang telah kau pelajari?” bukan pada “ Bagaimana kau
melakukannya?”.
Pada
kelas yang menunjang kreativitas, guru menilai pengetahuan dan kemajuan siswa
melalui interaksi terus-menerus dengan siswa. Pekerjaan siswa dikembalikan
dengan banyak catatan dari guru, terutama menampilkan segi-segi baik dan kurang
baik dari pekerjaan siswa. Secara berkala guru memberikan catatan tentang
kemajuan siswa untuk orang tua. Sistem ini membuat evaluasi lebih bersifat
memberi informasi daripada mengawasi. Siswa melihat komentar guru tidak sebagai
hadiah atau hukuman untuk mengawasinya, tetapi sebagai informasi yang berguna
bagi belajar atau kinerja siswa. Dengan demikian, motivasi intrinsik dan
kreativitas tidak menurun, tetapi dapat meningkat. Dalam model yang menunjang
motivasi intrinsik dan kreativitas, anak sebagian besar bertanggung jawab untuk
memonitor sendiri pekerjaan mereka. Artinya anak mempunyai otonomi untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
Berdasarkan uraian tentang peranan
sekolah dalam mengembangkan kreativitas dapat disimpulkan bahwa sekolah
mempunyai peran penting dalam perkembangan kreativitas anak, sebagai lingkungan
yang dapat memupuk dan menggali kreativitas anak. Untuk itu, diperlukan guru
yang memiliki kemampuan yang memadai agar dapat mewujudkan kreativitas.
3.3 Peranan
masyarakat dalam mengembangkan kreativitas
Peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan pendidikan anak berbakat dapat terwujud melalui
berbagai bentuk kerja sama.Anak berbakat dapat mengunjungi beberapa tempat
kerja bisnis dan organisasi dan memperoleh pelatihan disana. Pemimpin
perusahaan , tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki keahlian atau
ketrampilan dalam bidang tertentu dapat
menjadisumber ceramah disekolah. Bisnis atau perusahaan dapat membantu seleksi
siswa yang akan diberi beasiswa atau yang akan bekerja diperusahaan selama
beberapa waktu. Perusahaan dapat pula membiayai penelitian yang dilakukan siswa
berbakat mengenai berbagai masalah di dalam masyarakat, dengan demikian melatih
ketrampilan penelitian dan mendekatkan siswa berbakat terhadap masalah nyata
dalam kehidupan.
Program luar sekolah dapat membantu
memenuhi kebutuhan kognitif( mengembangkan ketrampilan berpikir ), afektif (
berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang dewasa yang kreatif ), dan
generative ( menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah ) siswa
berbakat.Akhir-akhir ini makin tampak peran serta masyarakat untuk memupuk
bakat dan talenta siswa berbakat dalam berbagai bidang dengan menyelenggarakan
kursus,pelatihan, sanggar dan sebagainya. Namun masih perlu lebih digalakkan
ialah kerja sama tiga lingkungan pendidikan(sekolah, keluarga dan masyarakat)
dalam pengadaan berbagai alternative program pendidikan anak berbakat.
Berdasarkan
uraian tentang peran masyarakat dalam mengembangkan kreativitas dapat
disimpulkan bahwa dalam lingkungan masyarakat, seorang anak dapat dipupuk bakat
dan kreativitasnya. Namun untuk mendapat hasil yang maksimal, diperlukan
kerjasama antara ketiga lingkungan fisik yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
BAB
IV
Pada perkembangan kreativitas seseorang
dapat mengembangkan dan mewujudkan potensi kreativitasnya baik anak-anak atau
orang dewasa dapat mengalami berbagai hambatan, kendala atau rintangan yang
dapat merusak bahkan mematikan kreativitas. Sumber-sumber dari kendala dapat
bersifat internal yaitu berasal dari individu itu sendiri, dan dapat bersifat
ekternal yaitu terletak pada lingkungan individu.
4.1 Kendala Dalam Pengambangan
Kreativitas
4.1.1 Sumber Kendala
Shalcross (1985)
yang menggolongkan sumber-sumber kendala sebagai berikut: kendala historis,
kendala biologis, kendala fisiologis, kendala sosiologis, kendala psikologis,
dan kendala diri sendiri.
4.1.2
Kendala dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Konsep Renzulli (1986) tentang keberbakatan, yang
mempersyaratkan tiga kelompok ciri-ciri, yaitu kemampuan umum, kreativitas, dan
pengikatan diri terhadap tugas atau motivasi intrinsik. Kreativitas dan
motivasi merupakan faktor penentu keberbakatan. Amabile mengemukakan empat cara
yang mematikan kreativitas, yaitu evaluasi, hadiah, persaingan (kompetisi),
lingkungan yang membatasi.
4.1.3
Kendala dari Sosialisasi
Cara-cara baku yang begitu
lama diandalkan dalam mendidik dan mengajar anak melalui evaluasi, hadiah,
kompetisi dan membatasi pilihan, dalam kenyataan dapat merusak kreativitas.
Solusinya adalah kita harus bertindak secara seimbang. Kita perlu menentukan
batas terhadap perilaku mereka tetapi sedemikian bahwa mereka dapat
mempertahankan motivasi intrinsik mereka (Amabile, 1989)
4.1.4
Kendala dari Rumah
Lingkungan keluarga dapat
pula menghambat kreativitas anak dengan tidak menggunakan secara tepat empat
“pembunuh kreativitas” yaitu evaluasi, hadiah, kompetisi, dan pilihan atau
lingkungan yang terbatas (Amabile, 1989).
4.1.5
Kendala dari Sekolah
Sekolah memberikan
evaluasi semata-mata dalam bentuk angka, tanpa penjelasan atau pemberian umpan
balik positif mempunyai dampak merugikan pengembangan kreativitas. Sering
merasa diawasi dan dinilai guru, motivasi, dan kreativitas mereka akan berkurang.
Hadiah dapat diberikan dalam berbagai bentuk di
dalam kelas, tetapi jika anak merasa bahwa hadiah menjadi alasan utama untuk
melakukan sesuatu, kreativitas mereka mungkin akan berkurang. Adapun kendala
dari sekolah sebagai berikut: sikap guru, belajar dengan hafalan mekanis,
kegagalan, tekanan dan konformitas, “system” sekolah.
4.1.6
Keseimbangan dalam Pembelajaran
Beberapa karakteristik
guru, guru yang cenderung menghambat keterampilan berpikir kreatif dan
menghambat kesediaan atau keberanian anak untuk mengungkapkan kreativitas
mereka. Ini disimpulkan Cropley (1989) sebagai berikut:
1. Penekanan bahwa guru selalu benar.
2. Penekanan pengajaran berlebih pada hafalan.
3. Penekanan pada belajar secara mekanis tentang teknik
pemecahan masalah.
4. Penekanan pada evaluasi eksternal (oleh guru) dan
kurang mementingkan evaluasi oleh siswa sendiri.
5. Penekanan secara ketat untuk menyelesaikan
pekerjaan.
6. Penakanan
secara berlebihan pada konformitas terhadap norma kelompok..
7. Perbedaan secara kaku antara bekerja dan bermain
dengan menekankan makna dan manfaat dari bekerja, sedangkan bermain adalah
sekedar untuk rekreasi
.
4.1.7
Kendala Konseptual
Adams (1986) menggunakan istilah conceptual blocks,
yaitu dinding mentalyang merintangi
individu dalam pengamatan suatu masalah serta pertimbangan cara-cara
pemecahanya. Itu harus dihadapi dengan konsep conceptual blockbusting. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa
kendala itu ada yang bersifat internal (ditimbulkan oleh diri sendiri), dan
bersifat eksternal (timbul dalam llingkungan tertentu).
Berdasarkan uraian tentang
kendala dalam perkembangan kreativitas dapat disimpulkan bahwa untuk
berkreativitas terdapat berbagai macam kendala untuk berkreativitas yaitu:
1. Sumber kendala
2. Kendala dalam kretivitas anak
3. Kendala dari sosialisasi
4. Kendala dari sekolah
5. Kendala dari rumah
6. Kendala pada pembelajaran
7. Kendala konseptual
4.2 Bahaya Terhadap Kreativitas
Kreativitas
sangat penting bagi penyesuaian sosial dan pribadi yang baik sehingga segala
sesuatu yang menghalangi perkembangannya merupakan bahaya. Apabila kondisi
lingkungan mempercepat perkembangan kekuatan mental atau cara berpikir
konvergen ia akan menghambat keluwesan mental atau cara berpikir yang divergen.
Yang sama bahayanya adalah segala sesuatu yang menyebabkan terlalu banyak waktu
tersita untuk bentuk kreatifitas tertentu, yang dilakukan kadang-kadang dapat
membuahkan hasil yang menguntungkan tetapi merugikan jika dikerjakan secara
berlebihan. Sebagai contoh, kadang-kadang melakukan dapat menjurus ke
penyesuaian pribadi dan sosial yang baik, tetapi melamun berlebihan tidak saja
meniadakan pengaruh baik itu tetapi juga terbukti merugikan penyesuaian tersebut.
Ada
sejumlah hal yang membahayakan penyesuaian yang baik diberbagai bidang kreativitas.
Sebuah rangkuman terhadap bahaya tersebut akan menyoroti bahaya potensial dalam
bidang perkembangan anak, hal ini menjelaskan mengapa dalam kondisi apa saja
hal itu merupakan bahaya.
Berdasarkan
uraian tentang bahaya terhadap kreativitas dapat disimpulkan bahwa segala
sesuatu yang dapat menghambat kreativitas merupakan bahaya yang dapat
menghalangi kreativitas. Demikian juga seperti bentuk kreativitas tertentu yang
menyebabkan waktu tersita berlebihan.
4.3 Upaya Mengatasi hambatan dalam
Pengembangan kreativitas
Adams (1986) menyatakan adanya beberapa cara atau
strategi yang secara umum dapat digunakan untuk membantu kita dalam kinerja
kreatif:
(1) Menggunakan
cara-cara yang non-verbal, seperti: berpikir visual (dalam gambaran atau
bayangan), atau yang mengandalkan alat indra lainnya,
(2) Mempunyai
sikap mempertanyakan (questioning), atau menyelidiki (inquisitive),
(3) Memiliki
kelancaran dan kelenturan dalam berpikir,
(4) Menggunakan teknik-teknik kreatif
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan
apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya.
Kreativitas dapat berupa kegiatan imajinasi atau sintesis pemikiran yang
hasilnya bukan hanya perangkuman dengan mencakup pembentukan pola baru dan
gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan
hubungan lama kesituasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru.
Kreativitas harus mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi
semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan lengkap atau berupa dalam
bentuk produk seni, kesusastraan, produk ilmiah atau mungkin berbentuk
procedural atau metodelogis.
Kretivitas populer
tentang nilai kreativitas yang berpusat pada apa yang dihasilkan orang kreatif
bagi keuntungan dan kesenangan kelompok sosial dan bagi kemajuan sosial. Nilai
kreativitas bagi orang yang kreatif sering hampir sama sekali diabaikan.
Sebagai contoh kreativitas memberikan anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi
yang sangat besar yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya.
Salah satu nilai kreativitas penting yang sering dilupakan adalah sumbangannya
pada kepemimpinan. Pada setiap tingkatan usia pemimpin harus menyumbangkan
sesuatu kepada kelompok yang penting artinya bagi anggota kelompok. Misalnya
sumbangan dalam bentuk usulan dengan peran dan tanggung jawab terhadap kelompok.
Kreativitas
juga dapat diidentifikasikan dengan bebrapa cara diantaranya:
1. Identifikasi
anak berbakat kreatif
2. Penelitian
3. Konseling
Juga dapat diukur
melalui beberapa pendekatan diantaranya:
1.
Tes yang mengukur kreativitas secara
langsung
2.
Tes yang mengukur bciri kepribadian yang
kreatif
3.
Pengukuran potensi kreatif secara
non-tes
4.
Pengamatan langsung terhadap kinerja
kreatif.
Peranan keluarga
bagi pengembangan kreativitas menurut Dacey menunjukan bahwa peran besar dari
lingkungan keluarga dan keluarga dengan remaja kreatif, tidak banyak aturan
diberlakukan dalam keluarga dibandingakan keluarga yang biasa. Banyak diantara
remaja yang kreatif pernah mengalami masa krisis atau trauma dalam hidup mereka.
Humor juga merupakan cirri yang tampil dalam keluarga kreatif. Lebih dari separuh
remaja tinggi kreatifnya ada pada keluarga dimana salah seorang dari orang tua
dinilai sangat kreatif. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
pendidikan anak berbakat dapat terwujud melalui berbagai bentuk kerja sama. Anak
berbakat dapat mengunjungi beberapa tempat kerja bisnis dan organisasi dan
memperoleh pelatihan disana. Pemimpin perusaahaan,tokoh-tokoh masyarakat yang
memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu dapat memberi ceramah
di sekolah anak berbakat. bisnis
5.2 Saran
1.
Perkembangan kreativitas sebaiknya
dilatih sejak dini agar dapat mengembangkan potensi kreativitas yang dimiliki
dan di wujudkan dalam bentuk-bentuk yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang
lain.
2.
Peran orang tua juga sangat berpengaruh karena
apabila orang tua tidak terlalu melindungi atau posesif terhadap anaknya, maka akan
mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri dan itu merupakan kualitas untuk
mendukung kreativitas. Dan apabila orang tua terlalu melindungi anaknya, mereka
akan mengurangi kesempatan untuk mencari cara mengerjakan sesuatu yang baru dan
berbeda.
3.
Lingkungan rumah dan sekolah juga harus
merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk
menggunakan sarana yang merupakan dorongan kreativitas.
4.
Kreativitas juga merupakan proses bukan
hasil, prosesitu mempunyai tujuan yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu
sendiri atau keompok sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar