Efektivitas
Model Pembelajaran Quantum Learning
dengan Berbantuan LKPD Materi Pokok Segiempat Pada Kelas VII
Lusi
Indriyani
Prodi
Matematika FKIP Universitas Pekalongan
Jl.
Sriwijaya No. 3 Pekalongan 51115
ABSTRAK
Dalam pembelajaran matematika sering
ditemukan beberapa permasalahan, yaitu peserta didik masih kurang memahami
konsep dan kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika, sehingga dapat
mengakibatkan hasil belajar peserta didik lebih rendah dibandingkan mata
pelajaran yang lain. Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran, guru masih
sering menggunakan model pembelajaran langsung, sehingga peserta didik
cenderung pasif menerima pelajaran dan cepat bosan. Oleh karena itu guru dalam
mengajar matematika perlu memilih model pembelajaran yang lebih bervariasi lagi
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif
model pembelajarannya yaitu pembelajaran quantum
learning.
Permasalahan dalam penelitian ini
adalah Apakah rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran quantum learning lebih
baik dari pada rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran langsung? Dan apakah rata-rata hasil belajar peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran quantum
learning mencapai ketuntasan? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran quantum learning lebih baik dari pada
rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran
langsung dan Untuk mengetahui rata-rata hasil belajar peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran quantum
learning mencapai ketuntasan.
Penelitian
eksperimen ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Batang dengan populasi peserta
didik kelas VII dan terpilih dengan sampel kelas VII C sebagai kelas eksperimen
yakni kelas yang menggunakan model pembelajaran quantum learning dan kelas VII D sebagai kelas kontrol yakni kelas
yang menggunakan model pembelajaran langsung. Dalam analisis data yang
digunakan adalah data hasil belajar matematika materi pokok segiempat, yaitu
jajargenjang, persegi panjang, belah ketupat, dan persegi. Analisis data yang
digunakan yaitu dengan uji-t.
Setelah dilakukan analisis data
hasil belajar menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki hasil belajar yang
lebih tinggi dari hasil belajar kelas kontrol ditinjau dari rata-rata hasil
belajarnya. Hasil analisis data pada rata-rata hasil belajar menunjukkan pada α
= 5% dengan dk = 40 + 40 – 2 = 78 diperoleh ttabel = 1,991 < thitung
= 4,36025 sehingga H0 ditolak. Kesimpulannya bahwa nilai rata-rata
hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
disarankan Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
khususnya pembelajaran matematika, dan Perlu dilaksanakan penelitian pada
materi pokok lain khususnya pada mata pelajaran matematika.
Kata kunci: Quantum Learning dan Hasil Belajar
Quantum
learning merupakan salah satu cara membelajarkan
peserta didik yang digagas oleh Potter. Melalui quantum learning peserta didik akan diajak belajar dengan suasana
yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga peserta didik akan lebih bebas
dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. Quantum learning adalah seperangkat model dan falsafah belajar yang
terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang yang pertama kali
digunakan di Supercamp (Potter, 2010: 15). Bahan yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini didukung oleh kajian penelitian pendukung.
1.
Penelitian
oleh Zaenal Arifin (2011), menunjukkan bahwa:
a.
Pengaruh
model pembelajaran terhadap prestasi belajar peserta didik memiliki tingkat
signifikansi 5%.
b.
Pengaruh
tingkat aktivitas belajar terhadap prestasi belajar peserta didik pada materi
luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar dengan tingkat signifikansi
5%.
c.
Tidak
ada interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar matematika
peserta didik terhadap prestasi belajar pada materi luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi datar dengan tingkat signifikansi 5%.
2.
Penelitian
oleh Hermawan Widyastantyo (2007), menunjukkan bahwa penerapan metode Quantum Learning dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran IPA (Sains) yang ditunjukkan oleh perbandingan
rata-rata hasil belajar yang dicapai antara siklus I, siklus II, dan siklus
III.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Populasi dalam penelitian
ini adalah peserta didik kelas VII semester genap SMP N 09 Batang tahun
pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling, dalam hal ini
diperoleh kelas VII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas
kontrol.
Variabel penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Dimana
variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran quantum learning,
dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika
materi pokok segiempat. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan adalah
tes hasil belajar peserta didik. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui data
tentang hasil belajar peserta didik yang dilakukan kepada kelas eksperimen dan
kelas kontrol SMP Negeri 09 Batang.
Cara pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan metode dokumentasi dan metode tes. Metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh daftar nama peserta didik dan daftar nilai peserta
didik semester 1 di SMP Negeri 09 Batang. Sedangkan metode tes digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar matematika khususnya pada pokok bahasan
segiempat. Tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan hasil
tes peserta didik kemudian dianalisis oleh peneliti untuk menentukan rata-rata
persentase hasil tes dan juga untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar
peserta didik dalam satu kelas.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMP
Negeri 9 Batang maka diperoleh data hasil penelitian yang kemudian dianalisis
untuk mendapatkan simpulan yang berlaku untuk populasi penelitian
1.
Analisis
Data Awal
a. Uji Normalitas
Untuk
mengetahui normalitas populasi dilakukan dengan menggunakan uji normalitas.
Normalitas dapat diuji dengan chi-kuadrat pada taraf signifikan 5%. Kriteria
dalam uji normalitas ini, yaitu X2hitung
≤ X2tabel.
Maka data berdistribusi normal.
Tabel 4.1 Ringkasan
Uji Normalitas Data Awal
Kelas
|
X2hitung
|
X2tabel
|
VII A
|
6,42019
|
7,815
|
VII B (Uji Coba
|
5,85937
|
|
VII C (Eksperimen)
|
2,078
|
|
VII D (Kontrol)
|
4,43675
|
Dari perhitungan uji normalitas, untuk taraf signifikan
5% dengan dk = 6 – 3 = 3 maka X2tabel
= 7,815. Karena X2hitung
< X2tabel sehingga
H0 diterima. Kesimpulannya bahwa keempat kelas tersebut
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Berdasarkan
uji homogenitas diperoleh varians = 3,2863198. Untuk α = 5% dengan dk = 4 – 1 =
3 diperoleh X2tabel =
7,815. Karena X2hitung
< X2tabel sehingga
H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa keempat kelas berasal dari
populasi yang variansnya sama (homogen).
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Berdasarkan
uji kesamaan dua rata-rata data awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh thitung = 0,502854 dengan dk = 40 + 40 – 2 dan taraf nyata
5% maka diperoleh ttabel = 1,991 maka H0 diterima artinya
tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
2.
Analisis
Data Akhir
a. Uji Normalitas
Dari
perhitungan data kelas eksperimen setelah diberi perlakuan dengan rata-rata =
72,3; simpangan baku = 7,039085; skor tertinggi = 84; skor terendah = 56;
banyak kelas interval = 6; dan panjang kelas interval = 4,45378 diperoleh X2hitung = 4,06289
dengan banyaknya data (n) 40, dan dk = 6 – 3, diperoleh X2tabel =7,815 dengan demikian X2hitung < X2tabel maka H0
diterima, ini berarti nilai belajar matematika kelas eksperimen berdistribusi
normal. Hasil perhitungan untuk kelas kontrol setelah diberi perlakuan dengan
rata-rata = 65,8; simpangan baku = 6,272447; skor tertinggi = 80; skor terendah
= 52; banyak kelas interval = 6; panjang kelas interval = 4,45378 diperoleh X2hitung = 3,49578
dengan banyaknya data (n) 40, dan dk = 6 – 3, diperoleh X2tabel = 7,815. Dengan demikian X2hitung ≤ X2tabel maka H0
diterima, ini berarti nilai hasil belajar matematika kelas kontrol
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas diperoleh varians = 0,517522.
Untuk α = 5% dengan dk = 4 – 1 = 3 diperoleh X2tabel = 7,815. Karena X2hitung < X2tabel sehingga H0 diterima, maka
disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varians yang sama (homogen).
c. Uji Beda Rata-rata
Dari
perhitungan data kelas eksperimen setelah diberi perlakuan dengan rata-rata
hasil belajar = 72,3; varians = 49,548718 banyaknya data (n) 40 dan kelas
kontrol dengan rata-rata hasil belajar = 65,8; varians = 39,34359 banyaknya
data (n) 40 diperoleh varians gabungan (s2)
= 44,4462 dan simpangan baku gabungan (s)
= 6,666795, maka thitung = 4,36025. Selanjutnya membandingkan thitung
dengan ttabel.
Pada α =
5% dengan dk = 40 + 40 -2 = 78 diperoleh ttabel = 1,991. Karena thitung
= 4,36025 > ttabel = 1,991 maka H0 ditolak. Dengan
demikian ada perbedaan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada kelas
eksperimen dengan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada kelas
kontrol.
d. Uji Ketuntasan Belajar
Hasil
perhitungan uji ketuntasan belajar kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
diperoleh 39 peserta didik yang mencapai KKM; jumlah peserta didik kelas
eksperimen (n) 40 dengan proporsi yang ditentukan 74,5%. Dari data tersebut
diperoleh nilai zhitung = 3,33741 dengan α = 5% diperoleh ztabel
= 1,64. Karena zhitung > ztabel, maka H0
ditolak, dapat disimpulkan bahwa proporsi peserta didik yang mendapat nilai
lebih dari atau sama dengan 60 melampaui 74,5%.
Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar kelas kontrol
setelah diberi perlakuan diperoleh 36 peserta didik yang mencapai KKM; jumlah
peserta didik kelas eksperimen (n) 40 dengan proporsi yang ditentukan 74,5%.
Dari data tersebut diperoleh nilai zhitung = 2,249124 dengan α = 5%
diperoleh ztabel = 1,64. Karena zhitung > ztabel,
maka dapat dsimpulkan bahwa proporsi peserta didik yang mendapat nilai lebih
dari atau sama dengan 60 melampaui 74,5%.
Penelitian ini diawali
dengan menganalisis kemampuan awal peserta didik, yaitu nilai ulangan
matematika semester 1 kelas VII SMP Negeri 9 Batang. Setelah dilakukan analisis
data awal, hasilnya menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, kedua
kelas homogen dan mempunyai kesamaan rata-rata sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada kedua kelas yang dijadikan sampel mempunyai kondisi awal yang sama dan
akan dilakukan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberi pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran quantum
learning berbantuan LKPD dan kelas kontrol diberi pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran langsung.
Setelah kedua kelas
diberi perlakuan yang berbeda, kemudian kedua kelas diberi evaluasi soal yang
sama untuk mengetahui hasil belajar matematika peserta didik pada masing-masing
kelas. Soal evaluasi berbentuk pilihan ganda yang sebelumnya telah diuji
cobakan pada kelas uji coba dan setelah dianalisis hasilnya, ternyata diperoleh
dari 35 butir soal yang diujikan hanya 25 soal yang dipakai sebagai tes akhir.
Hasil tes akhir yang digunakan sebagai data akhir penelitian. Indikator yang
ada pada kisi-kisi telah terpenuhi semua dalam 25 butir soal yang sesuai dengan
kisi-kisi yang telah dipersiapkan.
Berdasarkan hasil belajar
matematika pada kelas eksperimen dan kontrol, maka dilakukan uji normalitas,
uji homogenitas, uji beda rata-rata dan uji ketuntasan terhadap semua data yang
ada. Hasil analisis data akhir, yaitu hasil belajar kelas eksperimen dan kelas
kontrol menunjukkan bahwa data masing-masing kelas berdistribusi normal dan
memiliki varians yang sama (homogen).
Berdasarkan analisis
data seperti yang telah diuraikan di atas ddiketahui bahwa dari uji-t diperoleh
thitung = 4,36025 selanjutnya thitung dikonsultasikan dengan
kriteria pengujian dengan α = 5% dan dk = 40 + 40 – 2 = 78 diperoleh ttabel
= 1,991. Karena thitung > ttabel yang berarti H0
ditolak, dengan penolakan ini berarti ada perbedaan nilai rata-rata hasil
belajar matematika antara peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran quantum learning berbantuan LKPD dengan
peserta didik yang diajar model pembelajaran langsung pada materi segiempat
kelas VII semester 2 SMP Negeri 9 Batang Tahun pelajaran 2011/2012.
Sedangkan untuk
ketuntasan belajar (proporsi), kelas eksperimen lebih besar yaitu zhitung
= 3,33741 dan kelas kontrol yaitu zhitung = 2,249124 dengan ztabel
= 1,64 maka peserta didik yang mendapat nilai ≥ 60 mencapai lebih dari 74,5 %
baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Berdasarkan rata-rata
kelas eksperimen 72,3 dan kelas kontrol 65,8. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar peserta didik yang mendapat pengajaran dengan model pembelajaran quantum learning berbantuan LKPD lebih
baik dari pada peserta didik yang mendapat pengajaran dengan model pembelajaran
langsung pada materi pokok segiempat kelas VII semester 2 SMP Negeri 9 Batang
Tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini disebabkan karena ada perlakuan yang berbeda
terhadap sampel. Pada kelompok eksperimen proses pengajaran yang menggunakan model
pembelajaran quantum learning, dalam
proses pembelajaran peserta didik tidak hanya sebagai pendengar tetapi dengan
bantuan LKPD peserta didik dapat memahami konsep dengan baik sehingga peserta
didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan akan berpengaruh besar
terhadap hasil belajar.
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Rata-rata
hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran quantum learning lebih baik dari pada
rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran
langsung.
2.
Hasil
belajar peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran quantum learning mencapai ketuntasan.
Daftar
Pustaka
Arifin, Zaenal. 2011. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pendekatan Quantum Learningpada Materi Luas
Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar ditinjau dari Aktivitas Belajar
Matematika peserta didik terhadap Prestasi Belajar Matematika Kelas VIII Semester
Genap SMP Negeri 13 Surakarta Tahun Pelajaran. Skripsi. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010/2011” http://digilib.fkip.uns.ac.id/contents/skripsi.php?id_skr=1881.
Widyastantyo, Hermawan. 2007. Penerapan Metode Quantum Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA (SAINS) Bagi Siswa Kelas V SD
Negeri Kebonsari Kabupaten Temanggung. Skripsi. Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Depoter, Bobbi dan Mike Heracki.
Terjemahan Alwiyah Abdurrahman. 2010. Quantum
Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2010.
Statistika untuk Penelitian. Bndung: Alfabeta
Tim Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar